Kejadian ini sontak memicu beragam reaksi dari warganet. Banyak yang menganggap hal ini sebagai sebuah langkah cerdas dan wajar dalam memanfaatkan popularitas.
"Kalau jadi biduan horeg lebih dari UMR, pindah sono boleh juga," kata salah satu netizen di kolom komentar.
"Ini bukti kalau karnaval horeg jadi ajang buat promosi lokal. Semoga pemerintah bisa atur tahun depan, biar lebih terorganisir," timpal yang lain.
Namun, tidak sedikit pula yang memberikan komentar miring, terutama karena pemasangan tarif untuk berfoto tersebut.
"Buang-buang duit untuk hal yang nggak guna," cibir netizen yang kurang berkenan dengan aksi Icha Chellow. "Foto aja bayar, gratis aja gue ogah. Mending buat beli kopi," sahut yang lain.
Terlepas dari pro dan kontra yang ada, video viral ini menjadi cerminan nyata dari dinamika baru dalam industri hiburan akar rumput.
Para "artis sound horeg" seperti Icha Chellow kini tak hanya berperan sebagai penghibur, tetapi juga telah menjadi ikon lokal yang memiliki nilai komersial, bahkan hanya dari sebuah sesi foto bersama di tengah riuhnya suasana karnaval.