Suara.com - Amarah Andre Taulany yang meledak di Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang, pada Senin 4 Agustus 2025 bukanlah sebuah insiden tanpa sebab.
Momen tersebut merupakan puncak dari kekecewaan yang dipicu oleh tindakan pihak istrinya, Rien Wartia Trigina atau Erin, yang dinilai telah melanggar batas privasi dan perlindungan terhadap anak.
Pentolan sketsa Lapor Pak itu mengungkap kecewanya usai sidang. Bahkan dengan tegas dia meminta untuk tidak melibatkan anak-anaknya dalam urusan perceraian.
Lantas seperti apa kronologi Andre Taulany terlihat marah saat menjalani lanjutan sidang cerainya? Berikut ulasannya.

1. Awal Sidang: Kehadiran yang Tak Terduga
Pagi itu, Andre Taulany dan Erin sama-sama menghadiri jadwal sidang lanjutan perceraian mereka. Namun, ada pemandangan yang tak biasa.
Pihak Erin tidak datang sendiri. Ia terlihat membawa serta kedua putra hasil pernikahan mereka. Awalnya, kehadiran anak-anak tersebut mungkin tidak langsung memicu kecurigaan, namun tujuan mereka segera terungkap.
2. Pemicu Amarah: Anak-anak Diajukan Sebagai Saksi
Di dalam proses persidangan, terungkap bahwa pihak Erin berniat untuk menghadirkan kedua anak laki-laki mereka sebagai saksi.
Baca Juga: Andre Taulany Murka saat Erin Hadirkan Anak Sebagai Saksi Sidang Perceraian
Tujuannya adalah untuk memberikan keterangan yang mungkin dapat memperkuat posisi Erin dalam perkara perceraian ini. Bagi Andre, ini adalah sebuah garis merah yang dilanggar.
Ia meyakini bahwa melibatkan anak-anak yang masih di bawah umur ke dalam konflik orang tua adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
3. Penolakan Keras di Ruang Sidang

Seketika itu juga, Andre Taulany langsung mengambil sikap tegas. Di hadapan majelis hakim, ia secara resmi menolak permintaan untuk menjadikan anak-anaknya sebagai saksi.
Ia berargumen keras bahwa melibatkan mereka hanya akan memberikan beban psikologis dan trauma yang tidak perlu. Baginya, melindungi mental dan kesejahteraan buah hatinya adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar.
4. Puncak Emosi: Luapan Kekecewaan di Depan Media
Setelah sidang selesai, Andre keluar dari ruang persidangan dengan raut wajah yang masih tegang dan penuh kekecewaan.
Saat awak media menghampirinya untuk meminta konfirmasi, amarahnya yang sedari tadi tertahan akhirnya meluap.
"Anak-anak saya tolak, nggak boleh ikutan dalam persoalan ini!" serunya dengan nada tinggi.
Kalimat ini bukan hanya jawaban, melainkan sebuah pernyataan sikap yang kuat. Ia kemudian secara eksplisit menunjuk pihak istrinya sebagai penanggung jawab atas insiden ini.
"Pihak sebelah sana (yang bawa anak-anak)," katanya singkat, memperjelas sumber kekecewaannya.
5. Aksi Bungkam dan Meninggalkan Lokasi
Merasa sudah cukup meluapkan isi hatinya dan enggan memperpanjang drama, Andre menolak semua pertanyaan lebih lanjut.
Ia langsung berjalan cepat menuju mobilnya yang sudah menunggu dan segera meninggalkan area pengadilan.
Sikap bungkam dan terburu-buru ini juga diikuti oleh pihak Erin dan kuasa hukumnya, menandakan ketegangan tinggi yang menyelimuti akhir persidangan hari itu.
Insiden ini mengubah fokus perceraian mereka dari sekadar sengketa hukum menjadi pertarungan prinsip tentang cara melindungi anak-anak di tengah perpisahan.

Kemarahan Andre Taulany menjadi penutup yang pahit untuk sidang hari itu, sekaligus penanda bahwa perceraian ini telah memasuki episode yang jauh lebih sensitif.
Dengan sikap tegasnya yang menolak keterlibatan anak, Andre telah membangun benteng pertahanan terakhir bagi buah hatinya.
Sementara proses hukum terus berjalan, nasib dan ketenangan psikologis anak-anak kini menjadi taruhan yang paling mahal dalam perpisahan kedua orang tuanya.