Suara.com - Bagi Alshad Ahmad, figur yang identik dengan harimau-harimau besar yang ia rawat, ada satu kebenaran yang seringkali mengejutkan banyak orang: mengelola kebutuhan seekor kucing domestik bisa jauh lebih rumit dari yang dibayangkan.
Meskipun ukurannya kontras, hubungan biologis antara kucing rumahan yang manja dengan harimau sang raja hutan ternyata sangat erat, sebuah fakta yang memegang kunci utama kesehatan mereka.
Banyak yang tidak menyadari bahwa kucing dan harimau berbagi 95 persen DNA yang sama, menempatkan mereka dalam keluarga besar Felidae.
Kemiripan ini bukan hanya sebatas tampilan atau beberapa perilaku, melainkan juga tercermin dalam insting dan kebiasaan mereka.
![Alshad Ahmad dengan harimau peliharaannya. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/04/53609-alshad-ahmad.jpg)
Alshad Ahmad, yang menghabiskan hari-harinya mengamati kedua hewan ini, membenarkan hal tersebut.
"Kalau kalian bener-bener perhatiin, kelakukan harimau memang persis kucing, suka jilat kaki depan, lompat sana sini, mainnya nyakar sama pukul pukulan, kalau mau nerkam pasti ngendap- ngendap, suka tidur di tempat gelap, bedanya paling ya tenaga mereka aja yang gede banget," kata Alshad Ahmad kepada wartawan.
Namun, kesamaan paling krusial yang sering diabaikan adalah kebutuhan nutrisi fundamental mereka.
Baik kucing maupun harimau adalah karnivora sejati (obligate carnivore), yang berarti sistem biologis mereka dirancang untuk mengolah protein dan lemak sebagai sumber energi utama, bukan karbohidrat seperti pada manusia atau hewan omnivora.
Sayangnya, banyak pemilik hewan peliharaan yang belum sepenuhnya memahami implikasi dari fakta ini.
Baca Juga: Sara Wijayanto Sebut Tiara Andini Kena Serangan Gaib, Netizen Kok Malah Salahkan Alshad Ahmad?
Dalam sebuah acara peluncuran produk makanan kucing miliknya, Allen, Alshad menekankan pentingnya memahami anatomi pencernaan kucing untuk memberikan gizi yang tepat.
![Alshad Ahmad dengan harimau peliharaannya. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/04/74434-alshad-ahmad.jpg)
"Sistem pencernaan kucing, kan, pendek, ya. Jadi, harus mikirin formulasi tepat agar pencernaan si kucing bisa menyerap nutrisi yang diberikan dengan tepat dan maksimal ketika dicerna, sebelum masuk ke proses eliminasi oleh tubuh kucing. Caranya, dengan banyakin protein dalam makanannya, bukan karbohidrat," ujar Alshad.
Memberikan makanan dengan komposisi yang salah, terutama yang kaya karbohidrat seperti nasi, dapat menimbulkan masalah pencernaan serius.
"Kucing berbeda dengan manusia, ia tidak bisa mencerna karbohidrat seperti manusia. Makanya, kucing jika diberi nasi akan diare," imbuh Alshad.
Pernyataannya menjelaskan mengapa banyak kucing mengalami gangguan pencernaan ketika diberi makanan sisa manusia.
Menjawab tantangan ini, makanan kucing Allen diformulasikan secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan alami tersebut.