Cuma Modal 1 Juta, Beredar Bantahan Film Merah Putih: One For All Dibiayai Pemerintah

Yohanes Endra Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2025 | 18:19 WIB
Cuma Modal 1 Juta, Beredar Bantahan Film Merah Putih: One For All Dibiayai Pemerintah
Trailer Merah Putih One For All (YouTube/CGV Kreasi)

Suara.com - Film animasi bertema nasionalisme Merah Putih: One For All masih menjadi pembahasan hangat di media sosial.

Film produks Perfiki Kreasindo itu menuai kritikan sejak perilisan trailer perdananya.

Kualitas film yang dinilai kurang layak itu juga dinilai tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp6,7 miliar.

Di tengah sorotan tajam terhadap kualitas dan biaya produksi animasi Merah Putih: One For All, muncul sebuah unggahan tangkapan layar yang diduga berisi penjelasan langsung dari sang kreator, Bintang Takari.

Dalam pernyataan tersebut, Bintang mencoba meluruskan berbagai pertanyaan dan asumsi yang berkembang di media sosial, terutama menyangkut biaya produksi dan kualitas film yang menuai kritik.

“Saya coba jawab beberapa pertanyaan yang muncul di grup ini maupun di medsos lainnya,” tulis sosok yang diduga sebagai Bintang Takari, dikutip dari akun X @moviemnfs pada Senin, 11 Agustus 2025.

Bintang mengaku bahwa dirinya mengerjakan film ini nyaris seorang diri dan tanpa dukungan dana dari sponsor maupun pemerintah.

Ia bahkan menyebut bahwa modal yang digunakan untuk produksi sangat minim, hanya cukup untuk mentraktir para pengisi suara makan di warteg.

“Berapa budget bikin film ini? Mungkin sekitar Rp 1 juta! Buat nraktirin anak-anak pengisi suara makan di warteg,” katanya.

Baca Juga: Film Animasi Merah Putih Kena Cibir, El Rumi Menang TKO Atas Jefri Michol

Dengan tenggat waktu yang hanya tiga bulan, ia mengakui bahwa hasil akhir dari film ini memang jauh dari sempurna.

“Kenapa kualitasnya nggak maksimal? ya karena waktunya mepet, cuma 3 bulan!” ujarnya.

Meski sempat pesimis dengan hasil film tersebut, namun Bintang mengingat perkataan sutradara film Jumbo, Ryan Adriandhy yang menyampaikan bahwa pesan dan narasi adalah kunci utama dalam pembuatan film, bukan semata-mata teknis animasinya.

“Nah setelah ikut webinar Devata X Ryan ini, di pembicara mas Ryan (sutradara jumbo) saya nangkep pas dia bilang bahwa kualitas animasi itu nggak begitu jadi syarat utama untuk berkarya di film, tapi jalan ceritanya lah yang terpenting. Nah makin ngebutlah saya ngerjainnya,” katanya.

Sementara itu, proyek ini bermula dari obrolan santai dengan seorang kenalan baru yang juga bergerak di dunia perfilman.

Sosok itu mendorong Bintang untuk menciptakan sebuah film bertema nasionalisme yang bisa dirilis bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-80.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI