Infografis
Trungtung hanya menghabiskan biaya Rp3 miliar untuk satu musim penuh. Selain itu series tersebut juga berhasil menyabet penghargaan di Festival Film Indonesa (FFI) untuk kategori Film Animasi Pendek Terbaik.
“Trungtung 3 M, satu season malah. Menang FFI juga alhamdulillah,” kata Aditya.
Selain itu salah satu karyanya bersama Ari Untung, Riko The Series, juga menghabiskan biaya produksi yang cukup terjangkau, yakni di bawah Rp1 miliar.
“Animasi kita (Riko) nih, jauh di bawah 1 M,” katanya.
Selain menyoroti biaya produksi film yang tak sebanding dengan kualitasnya, Aditya juga membandingkan dengan proses kurasi film Merah Putih yang terbilang sangat cepat, yakni sekitar dua bulan.
Ia mengingat bagaimana Nussa dulu harus melalui proses kurasi yang ketat untuk bisa tayang di bioskop, termasuk penyesuaian standar kualitas.
“Nussa lama (masuk bioskop) itu pas pandemi, cuma ada kurasinya itu loh harus bagus, harus sesuai standar di bioskop,” ujarnya.
Proses produksi pun tidak instan, Aditya mengatakan bahwa hanya untuk membuat ekspresi wajah Nussa saja bisa memakan waktu lebih dari tiga bulan.
“Enam bulan sampai tujuh bulan. Mukanya Nussa aja tuh tiga bulan lebih,” katanya.
Baca Juga: Animasi Pertama Garapan Indonesia yang Tayang 1983, Lebih Bagus dari Film Merah Putih One For All?
Aditya juga membandingkan dengan standar produksi animasi kelas dunia seperti Disney, yang membutuhkan ribuan orang dan bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu film.
“Satu produksi aja Disney dengan ribuan orang tuh enam tahun, kayak Frozen tuh 5-6 tahun, orangnya 3000 lebih,” pungkasnya.
Sementara itu, film Merah Putih: One For All sendiri sudah bisa disaksikan di bioskop pada hari ini, Kamis, 14 Agustus 2025.
Kontributor : Rizka Utami
