Infografis
Suara.com - Insiden penghentian konser Feast di panggung RI Fest 2025 menyisakan cerita yang lebih dalam dari sekadar protes terhadap kekerasan aparat ke penonton pembawa bendera One Piece.
Sang bassis, Fadli Fikriawan tidak hanya meluapkan amarah, tetapi juga melancarkan serangan verbal yang menohok dan personal kepada oknum aparat di hadapannya.
Momen yang terekam kamera itu menunjukkan bagaimana musisi yang akrab disapa Awan tersebut seolah memberikan "kuliah singkat" yang pedas di hadapan ribuan penonton.
Setelah mengkritik aksi pemukulan terhadap penonton, Awan mengubah nada bicaranya menjadi lebih merendahkan, menyasar langsung pada usia dan pengalaman aparat yang dinilainya masih "hijau".
Ia secara terbuka menyebut aparat tersebut aneh karena usianya yang masih muda namun sudah bertindak represif.
"Ente masih muda tahu, aneh," ucapnya dengan nada menyindir, dikutip dari video yang diunggah akun Instagram Sounds of Concert.
Tidak berhenti di situ, Awan bahkan berspekulasi mengenai latar belakang pendidikan aparat tersebut, seolah menegaskan bahwa tindakan mereka tidak didasari oleh kedewasaan dan pemahaman yang matang.
"Gitu ya, pak, ya. Lo kan baru lulus SMA," lanjutnya yang langsung memicu gelak tawa dan sorakan dari penonton.
Pria berusia 28 tahun itu kemudian melanjutkan narasinya dengan panggilan yang semakin sarkastis untuk aparat berseragam tersebut.
Baca Juga: Dicekal Petugas usai Kibarkan Bendera One Piece, Ustaz Felix Siauw Sentil Pemerintah
"Adik-adik yang berseragam," ujarnya.
Awan juga mengaitkan perilaku represif itu dengan momentum hari kemerdekaan yang akan segera tiba, menyiratkan sebuah ironi yang mendalam.
"17-an ya, bentar lagi. Masih kayak gitu, tuh," katanya.
Di tengah orasinya yang berapi-api, Awan bahkan sempat berkelakar tentang risiko yang mungkin akan dihadapinya setelah turun panggung akibat ucapannya yang sangat berani.
"Udah, entar tangkep gue," celetuknya.
Gaya komunikasi Awan yang blak-blakan dan terkesan "menguliti" personal aparat ini menjadi sisi lain yang menarik dari insiden tersebut, menunjukkan perlawanan yang tidak hanya keras tetapi juga cerdas dan penuh cemoohan.
