Suara.com - Trans TV kembali menayangkan film fiksi ilmiah berjudul Elysium malam ini, Senin (18/8/2025).
Film ini mendapat pujian, tidak saja karena visualnya yang memukau, tapi juga cerita tentang kritik terhadap perbedaan kelas sosial.
Pada tahun 2013, sutradara Neill Blomkamp, yang sebelumnya menggebrak dunia perfilman dengan District 9, kembali dengan sebuah karya fiksi ilmiah ambisius berjudul Elysium.
Dibintangi oleh Matt Damon, film ini menyajikan sebuah visi masa depan yang suram di mana umat manusia terbagi menjadi dua kelas ekstrem: kaum super kaya yang hidup di stasiun luar angkasa mewah bernama Elysium, dan sisa populasi yang berjuang untuk bertahan hidup di Bumi yang telah menjadi kumuh dan padat.
Berlatar tahun 2154, Bumi digambarkan sebagai planet yang hancur oleh polusi, penyakit, dan kelebihan populasi.

Sementara itu, Elysium adalah surga buatan manusia di orbit, lengkap dengan teknologi medis canggih yang mampu menyembuhkan segala penyakit dalam hitungan detik.
Kesenjangan ini menjadi inti dari cerita Elysium, yang tidak hanya berfungsi sebagai film laga fiksi ilmiah, tetapi juga sebagai alegori tajam tentang isu-isu sosial yang relevan hingga hari ini, seperti kesenjangan kelas, reformasi layanan kesehatan, dan imigrasi.
Sinopsis Cerita: Perjuangan Satu Orang untuk Kesetaraan
Kisah ini berpusat pada Max Da Costa (Matt Damon), seorang mantan narapidana yang berusaha menjalani hidup jujur di Los Angeles yang kacau.
Baca Juga: Rekomendasi Tontonan Akhir Pekan, Nobody 2 Keren Banget!
Bekerja di sebuah pabrik yang keras, Max secara tidak sengaja terpapar radiasi mematikan dan divonis hanya memiliki sisa hidup lima hari.
Satu-satunya harapannya untuk selamat adalah mencapai Elysium dan menggunakan salah satu Med-Pod mereka yang ajaib.
![Film Elysium yang dibintangi Matt Damon tayang malam ini di Trans TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/18/20478-film-elysium.jpg)
Didorong oleh keputusasaan, Max setuju untuk menjalankan misi berbahaya bagi seorang penyelundup bernama Spider (Wagner Moura).
Misi tersebut mengharuskannya mengenakan eksoskeleton sibernetik yang memberinya kekuatan super, namun juga menjadikannya target utama bagi Menteri Pertahanan Elysium yang kejam, Jessica Delacourt (Jodie Foster).
Delacourt, dengan aksen aristokratik yang unik, bertekad mempertahankan gaya hidup mewah penduduk Elysium dengan segala cara, termasuk menembak jatuh kapal-kapal pengungsi dari Bumi.
Dalam perjalanannya, Max tidak hanya berjuang untuk hidupnya sendiri, tetapi juga menjadi harapan bagi teman masa kecilnya, Frey (Alice Braga), yang putrinya menderita leukemia.
Pertaruhan menjadi semakin tinggi ketika data yang dicuri Max ternyata berisi informasi yang dapat meruntuhkan tatanan kekuasaan di Elysium dan memberikan kesetaraan bagi seluruh umat manusia.
Max harus berhadapan dengan agen bayaran Delacourt yang sadis dan tak terduga, Kruger (diperankan dengan sangat baik oleh Sharlto Copley), yang menjadi salah satu penjahat paling berkesan dalam film ini.
Visual yang Memukau dan Kritik Sosial yang Tajam
Salah satu kekuatan terbesar Elysium adalah pembangunan dunianya yang fantastis dan mendetail.
Blomkamp berhasil memadukan efek CGI dengan efek praktis secara mulus, menciptakan kontras yang mencolok antara Bumi yang kumuh dan Elysium yang steril.
"Neill Blomkamp adalah sutradara yang luar biasa dengan gaya visual yang menakjubkan dan efek dalam film ini hampir tanpa cela dengan droid-droid berpenampilan paling keren yang pernah saya lihat dalam beberapa tahun," tulis sebuah ulasan.

Adegan aksinya digambarkan begitu sengit, direkam dari jarak dekat dengan kombinasi gerakan lambat dan shaky-cam yang membuatnya terasa lebih hidup.
Film ini tidak segan-segan menampilkan kekerasan yang brutal dan berdarah, menjadikannya tontonan fiksi ilmiah yang ditujukan untuk penonton dewasa.
Meskipun mendapat pujian untuk aspek visual dan aksinya, beberapa kritik menyoroti kelemahan dalam naskahnya.
Alur cerita di babak ketiga dianggap dapat diprediksi, dan beberapa elemen plot, seperti kekuatan Med-Pod yang nyaris bisa membangkitkan orang mati, dianggap kurang logis.
Karakter Jodie Foster sebagai penjahat utama juga dinilai kurang meyakinkan oleh sebagian kritikus.
Namun, terlepas dari kekurangannya, Elysium tetap menjadi film yang penting dan menghibur.
Film ini berhasil mengangkat tema-tema berat ke dalam format blockbuster yang mudah diakses.
Pada akhirnya, Elysium adalah sebuah film fiksi ilmiah yang lebih dari sekadar hiburan; ia adalah sebuah komentar sosial yang kuat, sebuah pengingat bahwa cerita tentang masa depan sering kali merupakan cerminan dari kecemasan kita di masa sekarang.