Ironisnya, film besutan sutradara Endiarto dan Bintang ini mengusung premis yang mulia, yaktu kisah delapan anak dari berbagai daerah yang bersatu dalam Tim Merah Putih untuk menyelamatkan bendera pusaka.
Namun, niat baik untuk menanamkan nilai persatuan itu gagal total dalam eksekusinya.
Alih-alih mempersatukan penonton dalam rasa bangga, Merah Putih: One For All justru mempersatukan mereka dalam satu suara kekecewaan massal.