Metamorfosis Romaria: Dari Panggung Ceria "Malu Sama Kucing" ke Balada Emosional "Ujung Jalan"

Ferry Noviandi Suara.Com
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 11:10 WIB
Metamorfosis Romaria: Dari Panggung Ceria "Malu Sama Kucing" ke Balada Emosional "Ujung Jalan"
Romaria comeback dengan lagu "Ujung Jalan. [Instagram]

Suara.com - Ingat dengan energi lincah dan suara khas Romaria yang dulu menghiasi layar kaca lewat lagu hit "Malu Sama Kucing"?

Setelah penantian panjang, nama yang identik dengan keceriaan masa kecil itu kini kembali menggebrak industri musik Indonesia.

Bukan lagi sebagai penyanyi cilik, Romaria menandai babak barunya sebagai musisi dewasa melalui single comeback bertajuk “Ujung Jalan”, sebuah balada emosional yang lahir dari pendewasaan dan kerinduan mendalam terhadap dunia yang membesarkan namanya.

Masa Transisi Krusial: Alasan di Balik Penantian Panjang

Banyak yang bertanya, ke mana Romaria selama ini? Keputusan untuk vakum bukanlah tanpa pertimbangan.

Romaria comeback dengan lagu "Ujung Jalan. [Instagram]
Romaria comeback dengan lagu "Ujung Jalan. [Instagram]

Seiring berjalannya waktu, ia memasuki fase transisi yang diakui cukup sulit.

Sang ayah, yang menjadi pilar penting dalam kariernya, menjelaskan bahwa ada sebuah masa di mana Romaria berada di persimpangan jalan: terlalu remaja untuk citra penyanyi cilik, namun belum sepenuhnya matang untuk membawakan lagu-lagu bertema dewasa.

"Makanya dulu sempat ditahan. Sekarang usia, karakter, dan lagunya sudah pas. Ini waktu yang tepat untuk kembali," ujar sang ayah.

Masa hening itu ternyata adalah sebuah jeda strategis untuk mematangkan identitas musik Romaria, memastikan kembalinya ia ke panggung membawa sesuatu yang otentik dan relevan.

Baca Juga: Lelah Disakiti? Mini Album Maisha Kanna Jadi Pembuktian Bahagianya Jatuh Cinta

Kekuatan Keluarga: Peran Bastian Steel di Balik Layar

Romaria comeback dengan lagu "Ujung Jalan. [Instagram]
Romaria comeback dengan lagu "Ujung Jalan. [Instagram]

Di balik keputusan besar untuk kembali berkarya, ada dukungan solid dari orang-orang terdekat.

Romaria dengan tulus mengakui bahwa dorongan terbesar datang dari keluarga, terutama sang kakak, Bastian Steel, yang lebih dulu malang melintang di industri musik.

Kehadiran mereka menjadi bahan bakar utama semangatnya.

"Papa sama Bastian (kakak) selalu ada di samping aku, nemenin ke mana-mana. Aku merasa disayang, dan itu bikin aku semangat buat balik lagi," katanya sambil tersenyum.

Dukungan tanpa syarat ini memberinya kepercayaan diri untuk menghadapi lanskap musik yang jauh lebih dinamis dan kompetitif dibandingkan era masa kecilnya.

Lahirnya "Ujung Jalan": Proses Kreatif yang Menguras Emosi

"Ujung Jalan" bukan sekadar lagu yang disodorkan untuk dinyanyikan.

Bekerja sama dengan tim kreatif Wahana Musik, Romaria terlibat langsung dalam setiap detailnya melalui serangkaian workshop intensif.

Dia tak hanya meminjamkan suaranya, tetapi juga menuangkan isi hati dan gagasannya ke dalam struktur lirik dan notasi.

Keterlibatan mendalam ini membuat lagu tersebut terasa sangat personal baginya.

Hasilnya adalah sebuah balada dengan aransemen megah yang berhasil menyentuh sisi rapuhnya.

"Aku suka banget aransemennya, mewah dan indah. Pas rekaman, aku sampai pengen nangis karena terharu," ujarnya.

Momen emosional di studio rekaman itu menjadi bukti betapa lagu ini merepresentasikan transformasinya secara utuh.

Visual Indah di Tengah Dinginnya Bandung: Cerita di Balik Video Klip

Untuk menerjemahkan melodi "Ujung Jalan" ke dalam visual, Bandung dengan pesona kebun tehnya dipilih sebagai lokasi syuting video musik.

Proses produksinya menghadirkan tantangan tersendiri.

Romaria harus berjuang melawan udara dingin yang menusuk tulang saat berganti kostum demi mendapatkan gambar terbaik.

"Cuaca dingin banget, aku harus ganti beberapa baju, termasuk yang panjang-panjang. Tapi justru itu pengalaman berkesan. Alamnya indah banget, ada jembatan, pohon, kebun teh, semuanya terasa pas dengan lagunya," tuturnya.

Perpaduan antara keindahan alam, visual sinematik, dan melodi yang menyentuh diharapkan dapat memberikan pengalaman mendalam bagi para penikmat musiknya.

Bukan Sekadar Nostalgia: Visi Jangka Panjang di Industri Musik

Kembalinya seorang mantan penyanyi cilik sering kali dianggap sebagai proyek nostalgia.

Namun, tim di baliknya menegaskan bahwa ini adalah langkah strategis untuk membangun fondasi karier Romaria sebagai solois dewasa.

Jon, salah satu produser yang terlibat, melihat potensi besar dalam dirinya yang melampaui sekadar kemampuan vokal.

"Romaria ini terlahir sebagai entertainer. Bukan cuma suara, tapi juga energi yang bisa bikin orang lain terhibur. Comeback ini bukan sekadar eksperimen, tapi awal dari perjalanan panjang," ucapnya.

Untuk saat ini, fokus utamanya adalah memantapkan posisinya sebagai solois, meski pintu kolaborasi dengan musisi lain tetap terbuka di masa depan.

Rangkaian promosi pun telah disiapkan secara matang.

Akhir bulan ini, Romaria akan menyapa penggemar di Jakarta dan Bandung melalui kunjungan media dan penampilan akustik di beberapa kafe.

Rencana roadshow yang lebih besar juga tengah digodok untuk bulan Oktober, menargetkan audiens muda yang aktif di platform digital.

Meski sadar persaingan kian ketat, Romaria optimistis karyanya bisa diterima.

Baginya, musik adalah medium untuk berbagi cerita dan perasaan.

"Semoga pendengar bisa ngerasain apa yang aku rasain. Aku enggak mau nikmati sendiri, aku pengen orang lain juga bisa suka sama karya ini," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?