- Dian Sastro kenakan pin One Piece di Toronto Film Festival.
- Simbol itu kontras dengan skandal korupsi dan kriminal keluarga suaminya.
- Aksinya dinilai upaya menutupi noda sejarah dari keluarga suaminya.
Suara.com - Penampilan Dian Sastro di Toronto International Film Festival (TIFF) 2025 mencuri perhatian karena dia mengenakan pin berbentuk Jolly Roger dari serial anime One Piece.
Aktris papan atas Indonesia ini hadir dalam pemutaran perdana dunia film terbarunya berjudul The Fox King.
Dian Sastro tampil memukau dalam balutan busana serba hitam rancangan rumah mode ternama Dior.
Penampilannya semakin lengkap dengan tas Lady Dior berwarna hitam dan sepatu hak bertutup yang menambah kesan elegan.
Namun perhatian publik justru tertuju pada aksesori mungil berupa pin Jolly Roger yang disematkan di dada kanannya.
Simbol One Piece yang Sarat Makna
Simbol Jolly Roger dari One Piece itu kerap diasosiasikan dengan semangat perlawanan, solidaritas, kebebasan, dan kritik terhadap ketidakadilan.
Belakangan simbol ini memang sering muncul di berbagai ruang publik Indonesia melalui fenomena pengibaran bendera One Piece yang viral.
Banyak media menafsirkan penggunaan pin tersebut oleh Dian bukan sekadar pemanis gaya melainkan sebuah pernyataan simbolis.
Baca Juga: 5 Karakter Anime One Piece Lebih Kuat dari Pemerintah Dunia, Siapa Mereka?
Simbol ini dianggap kontras dengan latar belakang keluarga besar suaminya yang sempat disorot karena skandal masa lalu.
Skandal Korupsi Ibnu Sutowo
Kakek mertua Dian Sastro, almarhum Ibnu Sutowo, pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina pada era Orde Baru.
Di bawah kepemimpinannya, Pertamina terlilit utang hingga 10,5 miliar dolar AS dan nyaris bangkrut akibat pengelolaan yang dianggap tidak transparan.
Ibnu Sutowo kemudian dicopot oleh Presiden Soeharto pada 1976 setelah kasus tersebut mencuat ke publik.
Meskipun tidak pernah dipenjara, kasus penyalahgunaan wewenang itu disebut sebagai salah satu skandal keuangan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Sebagian aset Ibnu Sutowo bahkan sempat disita pemerintah Indonesia melalui proses hukum di luar negeri.
Kasus Kriminal Adiguna Sutowo
Ayah mertua Dian, almarhum Adiguna Sutowo, juga pernah tersangkut kasus kriminal yang menyita perhatian nasional.
Pada malam tahun baru 2005, Adiguna menembak mati seorang pelayan bar bernama Yohanes Brachman Hairudy Natong alias Rudy di Island Bar Fluid Club, Hotel Hilton Jakarta.
Kasus ini menjadi sorotan publik hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu meminta penyidik menanganinya secara transparan.
Adiguna akhirnya divonis bersalah dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara oleh pengadilan.
Namanya juga sempat muncul dalam penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan suap pengadaan pesawat di PT Garuda Indonesia.
Namun dia dikabarkan tidak memenuhi panggilan KPK sehingga kasus tersebut tidak pernah berkembang lebih lanjut.
Di balik simbol kebebasan yang disematkan Dian Sastro, bayang-bayang masa lalu keluarga suaminya masih membelenggu citra publiknya.
Alih-alih tampak berani, aksinya justru dinilai seperti upaya putus asa untuk menutupi noda sejarah dengan kemewahan panggung internasional.
Kontributor : Chusnul Chotimah