- Sebuah film pendek berjudul A (C)love Story dipersembahkan oleh A Fusion of Fine Tastes dan Mata Karanjang.
- Film ini menyoroti sejarah dan keunikan cengkih Manado, dan juga menyajikan serangkaian hidangan eksklusif yang diracik oleh para maestro kuliner.
- Dua koki ternama, Chef Juna Rorimpandey dan Chef Jovan Koraag-Kambey ikut terlibat di acara ini.
Suara.com - Aroma hangat dan memikat dari cengkih Manado, rempah kebanggaan Indonesia, kini kembali diperbincangkan berkat sebuah proyek inovatif yang memadukan sinema dan gastronomi.
Melalui film pendek berdurasi lima menit bertajuk A (C)love Story, yang dipersembahkan oleh A Fusion of Fine Tastes dan Mata Karanjang bekerja sama dengan Gastronusa, publik diajak menyelami perjalanan autentik cengkih Manado.
Film ini tidak hanya menyoroti sejarah dan keunikan rempah tersebut, tetapi juga merangsang indera perasa melalui serangkaian hidangan eksklusif yang diracik oleh para maestro kuliner.
A (C)love Story bukan sekadar film biasa. Ini adalah sebuah narasi visual yang sarat makna, menampilkan dialog mendalam antara dua koki terkemuka, Chef Juna Rorimpandey dan Chef Jovan Koraag-Kambey.
Dalam balutan sinematografi yang memukau, kedua chef ini berbagi kisah pribadi mereka, mengungkapkan bagaimana cengkeh Manado telah menjadi inspirasi dan bagian tak terpisahkan dari kreasi kuliner mereka.
![Chef Juna dan Chef Jovan Koraag-Kambey di acara perkenalan A (C)love Story, film pendek yang mengajak publik menyelami perjalanan autentik cengkih Manado. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/09/72481-chef-juna-dan-chef-jovan-koraag-kambey.jpg)
Film ini, yang dapat disaksikan secara eksklusif melalui kanal YouTube dan Instagram resmi Gastronusa, menawarkan perspektif baru tentang kekayaan rempah Indonesia.
Penonton diajak untuk tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan "jiwa" dari cengkeh Manado yang telah melintasi sejarah dan kini hadir dalam inovasi kuliner modern.
Ini adalah sebuah upaya untuk mengangkat cengkeh dari sekadar bumbu dapur menjadi bintang utama dalam panggung gastronomi.
Namun, pengalaman A (C)love Story tidak berhenti di layar kaca.
Baca Juga: 4 Rahasia di Balik Sup Lezat: Bukan Hanya Kaldu
Selama satu bulan penuh, para penikmat kuliner berkesempatan untuk mencicipi langsung hidangan-hidangan eksklusif yang ditampilkan dalam film di restoran Mata Karanjang.
Berlokasi strategis di Wijaya dan WTC Sudirman, Mata Karanjang menjadi wadah bagi inovasi kuliner berbasis cengkih.
![Salah satu hidangan yang disajikan Chef Juna dan Chef Jovan Koraag-Kambey di acara perkenalan film A (C)love Story. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/09/72340-chef-juna-dan-chef-jovan-koraag-kambey-a-clove-story.jpg)
Menu spesial seperti Wagyu Ribs Cengkeh Broth menawarkan perpaduan daging premium dengan kehangatan kaldu cengkeh yang kaya rasa.
Sementara Cengkeh Glazed Bluefin Tuna menyajikan sensasi memikat dari ikan tuna segar yang dilumuri glasir cengkih.
Untuk hidangan penutup dan minuman, ada Smoked Pineapple Cengkeh Sorbet yang memberikan kesegaran unik dengan sentuhan asap dan cengkih, serta Saraba Cengkeh Ginger Mocktail yang menghangatkan dan menyegarkan secara bersamaan.
Inisiatif ini memungkinkan publik untuk tidak hanya menyaksikan, tetapi juga merasakan langsung keajaiban cengkih Manado dalam setiap gigitan dan tegukan.
Puncak dari rangkaian acara ini adalah "An Afternoon with Fine Tastes" yang sukses diselenggarakan pada 4 Oktober 2025 di Solo Ristorante, WTC 3 Sudirman.
Acara eksklusif ini menjadi ajang pemutaran perdana film pendek A (C)love Story dan dilanjutkan dengan diskusi panel "Insight Talk" yang menghadirkan para chef di balik proyek ini.
Dalam diskusi yang penuh wawasan tersebut, Chef Juna Rorimpandey dengan tegas menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan bahan-bahan terbaik dari Indonesia, khususnya cengkeh Manado.
"Fine taste itu adalah ingredients terbaik Indonesia yang kita highlight siang ini: cengkih Manado," ujar Chef Juna.
"Dengan keunikan dan kekhasannya, kita bisa menghadirkan berbagai karya yang extraordinary," katanya menyambung.
Pernyataan ini menegaskan filosofi di balik proyek ini: bahwa rempah lokal memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas kuliner dan produk lainnya, bahkan untuk bersaing di kancah internasional.
Diskusi ini juga menyoroti bagaimana cengkeh, dengan profil rasa yang kompleks dan aroma yang khas, dapat diintegrasikan dalam berbagai hidangan untuk menciptakan pengalaman bersantap yang tak terlupakan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan makan siang spesial yang dirancang untuk menghadirkan pengalaman multisensori.
Para tamu dimanjakan dengan perpaduan harmonis antara visual dari film, cita rasa hidangan yang kaya, dan aroma cengkih yang memenuhi ruangan.
Ini adalah sebuah bukti nyata bahwa kuliner adalah seni yang melibatkan semua indera, mampu menciptakan memori dan pengalaman yang abadi.
Proyek A (C)love Story dan hidangan eksklusif yang menyertainya merupakan sebuah langkah maju dalam mengapresiasi dan mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia.
Dengan menggandeng nama-nama besar di dunia kuliner seperti Chef Juna dan Jovan, serta platform seperti Gastronusa dan Mata Karanjang, inisiatif ini berhasil mengangkat cengkih Manado ke tingkat yang lebih tinggi.
Ini bukan hanya tentang memperkenalkan sebuah rempah, tetapi juga tentang bercerita, berinovasi, dan menginspirasi generasi mendatang untuk menjelajahi potensi tak terbatas dari bahan-bahan lokal.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyelami kisah dan cita rasa cengkih Manado yang dikemas dengan begitu apik dalam A (C)love Story.
Nikmati juga berbagai sajian eksklusifnya di Mata Karanjang Wijaya dan WTC Sudirman, sepanjang bulan Oktober hingga November 2025.
Ini adalah undangan untuk merasakan kehangatan, keunikan, dan keajaiban cengkeh Manado yang sesungguhnya.