-
Denada menekankan pentingnya membedakan kritik membangun dan hinaan di media sosial.
-
Ia mengaku fokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan putrinya, Aisha Aurum.
-
Denada menyadari tak bisa menyenangkan semua orang, tapi bisa membahagiakan diri sendiri.
Suara.com - Penyanyi Denada Tambunan mengirim pesan menohok kepada warganet agar lebih bijak dalam menyampaikan kritik di media sosial.
Pernyataan ini muncul sebagai respons atas seringnya ia menerima komentar pedas, terutama terkait penampilannya yang dianggap sebagian orang terlalu seksi.
Bagi penyanyi berusia 46 tahun ini, ada batasan yang jelas antara kritik yang membangun dengan hinaan yang menjatuhkan.
"Kalau ada yang bilang, 'Ya namanya juga public figure, harus mau dong dikritik.' Kami setuju, kami setuju dikritik. Tapi bukan berarti mentang-mentang kami ini public figure, selalu kami ini halal untuk dihina," ujar Denada di kawasan Tendean, Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025.
Ibu satu anak ini menyuarakan keprihatinannya terhadap rekan-rekan sesama artis yang mungkin tidak memiliki mental sekuat dirinya.

"Kan ada, mungkin, pelaku dunia entertainment yang kita tahu, bahkan di luar pun, banyak yang mereka tuh sampai kena mental karena yang kayak gitu. Jadi berbaik-baiklah," pesannya.
Denada pribadi mengaku sudah terbiasa dengan sorotan dan komentar publik sejak ia lahir, mengingat ibunya, Emilia Contessa, adalah seorang pesohor di eranya.
"Karena sebelum aku owek-owek lahir di dunia ini, ibuku udah berada di dunia entertainment. Sehingga dari mulai aku pertama kali owek-owek lahir, aku sudah tahu yang namanya netizen," jelasnya.
Namun, di tengah hiruk pikuk dunia hiburan, prioritas utama dalam hidupnya saat ini adalah sang buah hati, Aisha Aurum.
Baca Juga: Anak Denada Kembali ke Jakarta Setelah Berjuang Lawan Leukemia, Penampilannya Kini Bikin Pangling
"Buat aku kan yang penting sekarang hidup aku ya cuma Aisha. Jadi buat aku yang penting sekarang adalah aku kerja yang keras, aku I'm single mom, ya aku cari nafkah, aku berjuang buat dia, dan yang paling penting adalah sekarang kebahagiaan dia, kenyamanannya dia, kesenangan dia, kesehatan dia, keamanannya dia,," tutur Denada.
Ia sadar bahwa sebagai manusia, mustahil untuk bisa memuaskan keinginan dan ekspektasi semua orang di sekitarnya.
"Buat aku, kita tidak akan pernah bisa membahagiakan dan menyenangkan semua orang. Tapi at the end of the day, kita selalu jamin, kita selalu bisa membahagiakan diri kita sendiri," tutupnya.