Monoplay Melati Pertiwi Siap Digelar, Hidupkan Kembali Perjuangan 6 Pahlawan Perempuan Nusantara

Senin, 17 November 2025 | 14:26 WIB
Monoplay Melati Pertiwi Siap Digelar, Hidupkan Kembali Perjuangan 6 Pahlawan Perempuan Nusantara
Konferensi pers Monoplay Melati Pertiwi di Gedung Kesenian Jakarta pada Senin, 17 November 2025 [Suara.com/Tiara Rosana].
Baca 10 detik
  • Pementasan teater bertajuk Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Sejarah Perjalanan Bangsa digelar 25 November 2025
  • Pementasan ini menyatukan kisah S.K. Trimurti, Nyi Ageng Serang, Ratu Kalinyamat, Rasuna Said, Christina Martha Tiahahu, dan Laksamana Malahayati dalam satu panggung megah
  • Pementasan ini disutradarai oleh Wawan Sofwan

Suara.com - Di tengah maraknya panggung hiburan modern, sebuah persembahan istimewa tengah disiapkan untuk membawa penonton menengok kembali ke akar sejarah.

Enam nama pahlawan perempuan yang mungkin lama tersimpan sunyi di lembar buku pelajaran, akan dihidupkan kembali lewat raga dan suara aktris-aktris berbakat dalam pertunjukan teater bertajuk "Monoplay Melati Pertiwi: Merajut Sejarah Perjalanan Bangsa."

Digagas oleh Keana Production, pementasan ini akan menyatukan kisah S.K. Trimurti, Nyi Ageng Serang, Ratu Kalinyamat, Rasuna Said, Christina Martha Tiahahu, dan Laksamana Malahayati dalam satu panggung megah di Gedung Kesenian Jakarta pada Selasa, 25 November 2025.

Di balik gagasan mulia ini, ada nama aktris dan produser Marcella Zalianty. Baginya, “Monoplay Melati Pertiwi” adalah sebuah proyek personal yang lahir dari kegelisahan.

Dia sengaja memilih tokoh-tokoh yang namanya tak sepopuler R.A. Kartini untuk membuka mata publik bahwa pejuang perempuan di Nusantara begitu kaya dan beragam.

“Justru kita ingin sekali membumikan, bahwa tidak hanya Kartini, tidak hanya Cut Nyak Dien, tapi begitu banyak wanita pejuang yang begitu hebat,” ungkap Marcella Zalianty dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada Senin, 17 November 2025.

Proyek yang telah digodok selama setahun ini, menurutnya, bukan hanya tontonan, melainkan sebuah ruang introspeksi tentang relevansi perjuangan mereka dengan tantangan perempuan masa kini.

Merajut Enam Kisah Menjadi Satu Napas

Sutradara Wawan Sofwan memastikan pertunjukan ini bukanlah sebuah parade monolog yang berjalan sendiri-sendiri.

Baca Juga: Marcella Zalianty Hidupkan Kembali Kisah Pahlawan Wanita Lewat Monoplay Melati Pertiwi

Dia merancangnya sebagai sebuah kesatuan yang utuh, di mana kisah satu pahlawan akan berkelindan dan memengaruhi narasi pahlawan lainnya.

“Kami tidak mau mementaskan monolog ini seperti sebuah medley. Ini kan suara-suara dari masa lalu, jadi masing-masing satu tokoh itu akan mempengaruhi tokoh yang lainnya. Ada satu benang merah nanti,” jelas Wawan mengenai konsep uniknya.

Panggung pun akan disulap oleh penata artistik Trianzani Sulshi untuk merepresentasikan dua medan juang utama para pahlawan, darat dan laut.

Visualnya dirancang untuk memancarkan aura yang feminin namun kokoh, lembut namun kuat, selaras dengan jiwa para perempuan perkasa yang diceritakan.

Menghidupkan tokoh sejarah di panggung teater adalah tantangan yang berbeda. Tak ada kata “retake” seperti di lokasi syuting. Hal ini dirasakan betul oleh para pemeran seperti Hana Malasan (pemeran Ratu Kalinyamat) dan Glory Hilary (pemeran Christina Martha Tiahahu).

Bahkan bagi seorang Maudy Koesnaedi, yang memerankan Nyi Ageng Serang, rasa gugup itu selalu ada dan justru menjadi candu yang dirindukan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI