Suara.com - Aktris sekaligus presenter Marissa Anita baru-baru ini mengejutkan publik lewat kabar rumah tangganya.
Perempuan berusia 42 tahun ini diam-diam melayangkan gugatan cerai kepada suaminya, Andrew Trigg, ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Seiring ramainya kabar perceraian itu, tayangan podcast Marissa Anita kembali disorot publik.
Termasuk siniar berisi alasan Marissa memilih menunda kehamilan dalam jangka waktu panjang, yakni 17 tahun.
Marissa Anita mengungkap, ketakutan terkait masa depan karier dan kehidupannya menjadi penyebab utama dia menunda memiliki anak.
"Punya anak kan harus merasa aman. Karena rasa ketakutan itu, aku selalu menunda-nunda punya anak," kata Marissa Anita dalam podcast TS Media.
Bintang film A Normal Woman tersebut mengungkap, rasa takutnya mulai berkurang ketika usianya masuk 30-an dan kariernya stabil.
Dia sempat menjalani program kehamilan secara alami, namun hingga kini belum mendapatkan momongan.
Baca Juga: Biodata dan Pendidikan Marissa Anita yang Gugat Cerai Andrew Trigg
“Pas aku sudah umur tertentu dan karier mulai merasa nyaman dan merasa aman. Ya sudah kita coba (untuk hamil), cuma mungkin karena tubuh tidak lagi optimal kayak usia 20-an tahun, tidak terjadi secara alami,” beber Marissa Anita.
Marissa mengungkap, orang terdekatnya bahkan sempat menyarankan Marissa menjalani program bayi tabung. Namun karena prosedur tersebut melibatkan suntikan hormon, dia menolak untuk mengikuti program itu.
“Banyak yang tanya, kenapa nggak program saja sih Mar? Itu sebenarnya bisa ya karena di Singapura lagi trending perempuan-perempuan berdaya akhirnya memutuskan punya anak di usia 50-an dan hamil. Tapi aku tidak tertarik menjalankan IVF,” sambungnya lagi.
Lebih lanjut, Marissa pun menegaskan pandangannya bersifat personal, bukan untuk umum. Menurutnya, punya anak bukanlah satu-satunya tujuan hidup, melainkan sesuatu yang harus dinikmati prosesnya.
“Ini buat aku pribadi ya bukan buat semua orang. Buat aku punya anak bukan goal, aku harus menikmati prosesnya. Aku nggak mau disuntik hormon dan segala macam. Kalau terjadi ya sudah terjadi (hamil natural), kalau tidak terjadi ada opsi yang lain aku bisa jadi tante,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Marissa pun mengungkap berbicara panjang soal tekanan menjadi seorang ibu di Indonesia dan ekspektasi masyarakat yang kerap tak realistis.