- Film "Wasiat Warisan" mengangkat tema konflik ahli waris di Hotel Danau Toba, yang didasarkan pada riset sutradara Agustinus Sitorus
- Aktris berdarah Sunda, Sarah Sechan, menghadapi tantangan besar berperan sebagai Boru Batak yang tegas
- Film ini membawa pesan mendalam tentang mengingat rumah dan orangtua
Suara.com - Drama keluarga yang dibalut dengan komedi segar dan keindahan alam Sumatera Utara, Wasiat Warisan, siap menyapa penikmat film Tanah Air.
Film produksi PIM Pictures ini dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 4 Desember 2025 mendatang.
Mengangkat tema yang sangat dekat dengan realitas masyarakat, film ini menyoroti konflik ahli waris yang tidak hanya menerima harta, tetapi juga tumpukan utang.
Disutradarai oleh Agustinus Sitorus, Wasiat Warisan menghadirkan jajaran aktor papan atas seperti Derby Romero, Sarah Sechan, dan Astrid Tiar yang berperan sebagai kakak beradik asal Pulau Samosir.
Dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 26 November 2025, sang sutradara mengungkapkan fakta mengejutkan di balik ide cerita film ini
Agustinus mengaku melakukan riset mendalam selama hampir dua tahun di kawasan Danau Toba sebelum memproduksi film tersebut.
"Ternyata hasil risetnya, hampir 100 persen hotel di Danau Toba itu berselisih. Bukan hanya konflik warisannya, tapi berselisih antar saudara. Ada yang diam-diaman, ada yang sampai ke pengadilan, bahkan ada yang pukul-pukulan," ungkap Agustinus Sitorus di hadapan awak media.
Realitas pahit itulah yang kemudian diangkat menjadi premis utama film ini. Kisahnya berpusat pada tiga bersaudara, Tarida (Sarah Sechan), Ramona (Astrid Tiar), dan Togar (Derby Romero).
Sepeninggal kedua orangtua mereka, Mamak Dame dan Bapak Gogom, ketiganya dipaksa keadaan untuk mengurus hotel keluarga yang ternyata menyimpan masalah keuangan pelik.
Baca Juga: Rekomendasi Film Bertema Batak: Wasiat Warisan hingga Agak Laen 2 Paling Baru
Tantangan Sarah Sechan: Orang Sunda Jadi Boru Batak hingga Kejahilan Derby Romero di Lokasi Syuting
Salah satu daya tarik utama film ini adalah penampilan Sarah Sechan. Dikenal kental dengan logat Sunda, mantan VJ MTV ini justru didapuk memerankan Tarida, anak sulung perempuan (Boru) dalam keluarga Batak yang tegas. Sarah mengaku peran ini menjadi tantangan tersendiri baginya.
"Saya sebenarnya takut. Takutnya apa? Takut saya yang 'Parahyangan' begini, ini paling menantang karena harus berdialek Batak dan tidak boleh dibuat-buat," curhat Sarah Sechan.
Dia bahkan dibantu oleh acting coach dan speech coach khusus. Namun, tantangan terbesar Sarah di lokasi syuting ternyata bukan naskah, melainkan ulah lawan mainnya, Derby Romero.
Sarah secara blak-blakan "menyemprot" Derby yang kerap menjahilinya saat adegan serius.
"Dia (Derby) suka nakut-nakutin. Derby itu keterlaluan deh. Kita kan di lokasi malam-malam, dia tahu saya penakut. Mau syuting adegan serius, entar dia takutin cerita hantu," ujar Sarah mengundang gelak tawa.
Bahkan, ada momen kocak saat Sarah harus beradegan sedih di makam, Derby justru berbisik dengan logat Sunda yang kental, merusak konsentrasi Sarah.
"Dia bisik-bisik pakai logat sunda. Wah, ambyar semuanya. Jadi kalau ada project berikutnya, jangan bawa saya kalau ada dia," canda Sarah yang disambut tawa Derby.
Menanggapi "tuduhan" tersebut, Derby Romero yang memerankan Togar, si anak bungsu kesayangan, hanya bisa tertawa.
Aktor 35 tahun ini mengakui bahwa dirinya memang menjadi sosok yang paling jahil di lokasi syuting, berbeda dari citranya di film-film sebelumnya yang cenderung cool.
"Jujur gue tuh selama syuting, di film lain tuh gue selalu diam, selalu cool. Hanya di sini gue begini (jahil)," aku Derby.
Terlepas dari keseruan di balik layar, Derby menekankan pesan mendalam yang dibawa oleh karakter Togar.
Sebagai perantau yang diminta pulang, karakter ini mewakili banyak anak muda yang sering lupa pada kampung halaman.
"Pesan yang utama dari karakter Togar itu adalah untuk ingat rumah, ingat pulang, dan mau sempatkan waktu untuk orang tua. Semakin tua orang tua kita, semakin butuh waktu untuk dihabiskan sama anak-anaknya," tutur suami Claudia Adinda tersebut dengan nada serius.
Sementara itu, Astrid Tiar yang memerankan Ramona, si anak tengah, merasa sangat relate dengan karakternya.
Sebagai perempuan berdarah Batak asli, dia memahami betul posisi anak perempuan yang sulit menolak titah orang tua.
Selain itu, Astrid mengaku sering dibuat susah tidur di lokasi syuting yang indah di Samosir karena lagi-lagi, ulah Derby Romero.
"Dia (Derby) kerjanya ngomongin horor mulu di lokasi. Sedangkan gue kan super penakut. Itu alasan susah tidur. Jadi kalau ketemu Derby bawaannya pengin marah," kata Astrid menimpali
Selain trio pemeran utama, film ini juga dimeriahkan oleh komika dan aktor berdarah Sumatera lainnya seperti Hamka Siregar, Dorman Manik, Femila Sinukaban hingga Bang Tigor yang menjanjikan kelucuan natural khas tongkrongan Lapo.
Kehadiran talenta-talenta lokal ini diharapkan dapat membawa atmosfer budaya Batak yang otentik namun tetap bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Film Wasiat Warisan juga mendapatkan dukungan penuh dari Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).
Pihak BPODT berharap film ini dapat menjadi sarana promosi yang efektif untuk memperkenalkan keindahan Danau Toba dan kekayaan budaya Batak ke kancah nasional maupun internasional.
Bagi kamu yang penasaran bagaimana kelanjutan nasib hotel warisan tersebut dan apakah ketiga saudara ini mampu melunasi utang orang tua mereka tanpa saling bunuh, saksikan Wasiat Warisan di bioskop mulai 4 Desember 2025.