- 6 Days, film prosedural karya Toa Fraser ini menceritakan pengepungan Kedutaan Iran di London tahun 1980 oleh enam pria bersenjata.
- Pengepungan enam hari itu melibatkan narasi negosiasi, persiapan militer SAS (Operasi Nimrod), dan pelaporan media.
- Film ini diapresiasi akurat menampilkan klimaks penyerbuan 17 menit oleh SAS yang mengubah sejarah pasukan khusus.
Film ini dianggap berhasil menangkap atmosfer "menunggu" yang menyiksa.
Sutradara Toa Fraser tidak terburu-buru masuk ke adegan tembak-menembak.
Sebaliknya, ia membangun ketegangan melalui keheningan, strategi, dan tekanan psikologis antara negosiator dan teroris.
Jamie Bell tampil prima sebagai Rusty Firmin.
Ia berhasil menanggalkan citra aktor ciliknya (dari Billy Elliot) dan bertransformasi menjadi prajurit elit yang efisien dan dingin.
Fisiknya yang terlatih dan fokus yang intens memberikan kredibilitas pada karakter anggota SAS.
Sementara itu, Emun Mohammadi yang memerankan Faisal, salah satu teroris, memberikan nuansa ancaman yang nyata di dalam gedung kedutaan.
Interaksi antara para penyandera dan sandera digambarkan dengan cukup manusiawi namun tetap mengerikan.
Namun, film ini bukan tanpa kritik. Meskipun film ini kompeten secara teknis, ia terkadang terasa terlalu kaku seperti dokudrama televisi.
Baca Juga: Sinopsis Film Shelter, Misi Bahaya Jason Statham Selamatkan Gadis Muda
Karakter-karakternya, meskipun diperankan dengan baik, seringkali tidak memiliki kedalaman latar belakang yang cukup karena film terlalu fokus pada urutan kejadian (kronologi) daripada eksplorasi emosional.
Kekuatan utama film ini terletak pada babak akhirnya. Penyerbuan SAS yang berlangsung selama 17 menit di dunia nyata direka ulang dengan presisi yang memukau.
Suara ledakan, asap, dan kekacauan taktis di dalam gedung kedutaan menjadi payoff yang memuaskan bagi penonton yang telah bersabar mengikuti alur negosiasi yang lambat.
6 Days adalah film yang solid bagi mereka yang menyukai sejarah militer dan operasi taktis.
Film ini menghindari sensasionalisme berlebihan ala Hollywood dan memilih pendekatan yang lebih "kering" namun akurat.
Meskipun mungkin kurang menggali sisi emosional karakter pendukung seperti peran yang dimainkan Mia Blake atau latar belakang mendalam dari karakter Emun Mohammadi, film ini sukses memberikan penghormatan pada keberanian tim SAS dan ketahanan para sandera.