- Film Qorin 2 mengangkat isu perundungan sosial (bullying) sebagai tema utama, menceritakan Makmur (Fedi Nuril) yang putus asa bersekutu dengan Jin Qorin untuk membalas dendam atas penderitaan anaknya.
- Fedi Nuril bertransformasi dari peran romantis menjadi Pak Makmur, seorang tukang sampah yang menjadi ayah pembunuh yang putus asa karena tidak mendapatkan keadilan.
- Film ini tidak hanya menawarkan horor, tetapi juga menyentil keras perilaku orang tua, pejabat (Indra Birowo), dan pemuka agama (Dimas Aditya) yang menyalahgunakan kekuasaan atau memilih diam demi menjaga citra diri dan keluarga.
Menariknya, kedalaman emosi dalam film ini dibangun melalui metode akting yang unik. Wavi Zihan, pemeran Bu Fitri, mengungkapkan bahwa acting coach mereka sempat meminta para pemain bertukar peran saat latihan. Wavi diminta menjadi Pak Makmur, sementara Fedi mengamati.
"Saya pribadi merasa dapat sesuatu yang enggak kepikiran sebelumnya. Wavi ini kan perempuan, punya naluri kalau lihat anak babak belur pasti nanya 'kamu kenapa?'. Tapi tadi dia hanya liatin, langsung ambil obat, dan enggak nanya lagi. Itu enggak stereotype," jelas Fedi Nuril mengomentari proses kreatif tersebut.
Sementara itu, Ali Fikry (pemeran Jaya) dan Muzakki Ramdhan (pemeran Rizal) mewakili dua sisi mata uang dalam isu perundungan ini. Ali menggambarkan karakter Jaya sebagai sosok yang tumbuh tanpa ruang aman.
"Menjadi korban bullying itu bukan cuma soal kekerasan fisik, tapi juga gimana korban bisa ngerasain dia tuh sendiri walaupun lagi di tengah kerumunan," tutur Ali Fikry.
Di sisi lain, Muzakki, yang berperan sebagai pelaku perundungan, menyebut karakternya merepresentasikan remaja yang terjebak dalam mentalitas ikut-ikutan (herd mentality) agar tidak dikucilkan.
"Bullying itu jahat banget. Enggak cuman fisik tapi mental. Bisa sangat dalam bagi korban," tegas Muzakki.
Sentilan Keras untuk Pejabat dan Pemuka Agama
Film produksi kolaborasi IDN Pictures dan Rapi Films ini juga tidak segan menyentil perilaku orang tua dan pemangku kekuasaan.
Indra Birowo, yang berperan sebagai Kepala Desa, memerankan sosok pejabat yang menggunakan kuasanya untuk melindungi sang anak dari konsekuensi hukum.
Baca Juga: Jauh dari Kata Mewah, Koleksi 'Rongsokan' Epy Kusnandar Bakal Dimuseumkan Istri
Saat ditanya mengenai riset karakter pejabat yang menyalahgunakan privilege, Indra menjawab dengan sarkasme yang mengundang tawa.
"Alhamdulillah kita banyak pejabat-pejabat yang bisa kita contoh. Di media sosial tuh udah banyak contohnya," sindirnya.
Hal senada disampaikan Dimas Aditya yang memerankan karakter Ustaz. Dia menggambarkan tokohnya sebagai pemuka agama yang tahu kebenaran namun memilih diam demi menjaga citra keluarga.
"Dia memilih untuk diam karena anaknya terlibat di dalam kasus itu sendiri. Biar tidak menodai semua yang sudah dia bangun," jelas Dimas.
Sari Koeswoyo yang memerankan Nek Ati atau Ibu Warung juga menyoroti fenomena bystander effect, di mana orang dewasa memilih "cari aman" dan menutup mata terhadap perundungan yang terjadi di depan mata mereka demi kepentingan pribadi.
Sinopsis dan Jadwal Tayang