- Dimas Senopati, musisi independen yang dikenal dari YouTube, akan terlibat proyek soundtrack film Indonesia tahun depan.
- Musisi tersebut berencana memperbanyak rilisan *single* orisinal setelah memastikan kendali penuh tanpa terikat label rekaman besar.
- Dimas Senopati pernah menempuh pendidikan kapal pesiar sebagai strategi awal untuk mencapai karier musik internasional.
Suara.com - Nama Dimas Senopati mungkin sudah tidak asing lagi bagi penikmat musik yang gemar berselancar di YouTube.
Kerap membawakan lagu-lagu cover bernuansa nostalgia dengan karakter vokal yang khas, Dimas kini tengah menatap babak baru dalam karier bermusiknya.
Tidak hanya sekadar menjadi penyanyi cover, musisi yang memilih jalur independen ini tengah mempersiapkan lompatan besar di 2026 mendatang.
Ditemui di kawasan MH. Thamrin, Jakarta Pusat pada Sabtu, 13 Desember 2025 malam, Dimas membagikan cerita panjang mengenai strategi kariernya, filosofi di balik pemilihan lagunya, hingga bocoran proyek rahasia yang melibatkan industri perfilman Tanah Air.
Bocoran Proyek Layar Lebar
![Dimas Senopati. [Tiara Rosana/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/14/78050-dimas-senopati.jpg)
Salah satu kabar paling mengejutkan yang dibawa Dimas adalah keterlibatannya dalam sebuah produksi film Indonesia.
Bukan sebagai aktor, Dimas akan menyumbangkan suaranya untuk mengisi soundtrack film tersebut.
Hal ini menjadi sinyal bahwa karya orisinalnya akan segera diperdengarkan secara luas di bioskop.
Dimas mengaku bahwa lagu yang akan menjadi single perdananya, atau mungkin kedua, akan menjadi bagian dari film yang dijadwalkan tayang tahun depan.
Baca Juga: Konsisten Cover Lagu dan Sesuai Aturan, Tereza Fahlevi Kini Punya 1,7 Juta Subscriber
"Pokoknya clue-nya, lagu yang mau aku buat single pertama aku itu, atau kedua nanti ya, kita lihat siapa yang lebih duluan, bakal ada di salah satu soundtrack film di film Indonesia," kata Dimas dengan antusias.
Meski didesak mengenai detail film tersebut, Dimas memilih untuk tetap menjaga kerahasiaannya.
![Dimas Senopati. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/14/37313-dimas-senopati.jpg)
Dia hanya memastikan bahwa film tersebut memiliki kualitas yang tidak main-main.
"Filmnya belum tayang. Pokoknya bakal keren banget filmnya. Tahun depan. Enggak bisa spill dikit," ujarnya sembari tertawa saat ditanya mengenai genre film tersebut.
Lebih lanjut, Dimas menjelaskan perannya dalam proyek tersebut murni di departemen musik.
Lagunya akan muncul di beberapa adegan penting dalam film, memperkuat emosi visual yang ditampilkan.
"Aku terlibat di dalamnya, musiknya aja, mengisi soundtrack. Sesuai sama film ya. Walaupun bukan official soundtrack, tapi ada di beberapa scene," tuturnya.
Totalitas Jalur Indie Tanpa Label
Di tengah gempuran industri musik yang kompetitif, Dimas Senopati mengambil langkah berani dengan berdiri di kaki sendiri.
Sang musisi menegaskan posisinya sebagai musisi independen (indie) yang tidak terikat dengan label rekaman besar mana pun.
Keputusan ini membuatnya memiliki kendali penuh atas karya dan strategi pemasarannya.
"Aku kebetulan indie semua, aku yang ngurus. Aku enggak pakai label," tegas Dimas.
Terkait resolusi tahun depan, Dimas memiliki visi yang jelas. Dia ingin membawa musiknya menjadi lebih terdepan.
Strategi perilisan lagu pun telah dia pikirkan dengan matang. Baginya, konsistensi adalah kunci.
"Yang pasti cita-cita aku ya ini ya, supaya bisa membawa musikku lebih terdepan gitulah. Buat aku dan para tim mungkin ya," tuturnya.
"Mau perbanyak single mungkin. Aku belum tahu sih lebih tepatnya bagaimana, cuma single-single itu sudah aku persiapkan semuanya, tinggal strateginya aja mau tiga bulan sekali atau dua bulan sekali nanti," ucap Dimas.
Sekolah Kapal Pesiar demi Bermusik
Menarik mundur ke belakang, perjalanan Dimas menuju titik ini ternyata tidak linier. Dia memiliki latar belakang pendidikan yang cukup unik bagi seorang musisi.
Dimas mengaku sempat menempuh pendidikan perhotelan khusus kapal pesiar. Namun, motivasinya saat itu bukanlah untuk menjadi kru kapal biasa, melainkan demi musik.
Sejak lulus SMA, Dimas sudah membulatkan tekad untuk totalitas di dunia tarik suara. Pendidikan kapal pesiar hanyalah "kendaraan" untuk mencapai panggung internasional di atas laut.
"Aku kebetulan cuma pendidikan untuk mau bekerja di kapal pesiar doang, gitu. Jadi aku rencana memang lulus SMA memang sudah mau totalitas langsung di musik. Jadi pendidikan di kapal pesiar itu untuk aku supaya bisa bekerja di kapal pesiar sebagai musisinya," kenang Dimas menceritakan masa lalunya.
Filosofi Nostalgia
Dimas dikenal luas lewat kemampuannya membawakan lagu-lagu lawas alias "jadul" seperti "Englishman in New York", "Wild World", hingga "Hotel California".
Ternyata, ada filosofi tersendiri mengapa dia nyaman di genre tersebut. Bagi Dimas, musik adalah mesin waktu.
Dia merasa tujuannya bermusik tercapai ketika pendengarnya bisa kembali merasakan momen masa muda atau masa kejayaan (prime era) mereka melalui suaranya.
"Sebetulnya gimana ya... yang aku nikmati sih nostalgianya mereka gitu lho. Jadi awal aku tujuan aku bermusik dan memposting, mem-publish karya cover-an aku di YouTube itu supaya mereka bisa bernostalgia di pada era masa prime-nya mereka gitu," imbuhnya.
Dimas merasa ada kepuasan batin tersendiri saat audiens mengenali dan menikmati lagu-lagu yang dia bawakan.
"Jadi ya yang aku concern itu balik lagi, ketika semua orang pada tahu lagu-lagu yang bernostalgia, berarti impian aku secara tidak langsung di situ terwujud gitu," katanya melanjutkan.
Tutup Tahun di Lingkungan Keraton
Menutup perbincangan, Dimas membeberkan rencananya di penghujung tahun 2025.
Dia tidak akan mengambil libur, melainkan akan tampil menghibur di Yogyakarta. Lokasi manggungnya pun terbilang prestisius, di lingkungan yang dekat dengan Kesultanan Yogyakarta.
Ini bukan kali pertama Dimas dipercaya tampil di sana. Sebelumnya, dia pernah tampil dalam acara ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono X.
"Untuk akhir tahun sudah (ada job) kebetulan. Di Kesultanan Yogyakarta. Di Hotel Royal Ambarrukmo, tanggal 31. Ini yang kedua kalinya sebetulnya. Yang pertama aku main di ulang tahun Ngarso Dalem, Sultan Hamengkubuwono X," ujar Dimas.