Suara.com - Episode terakhir dari Stranger Things Season 5 volume 2 tidak hanya akan tayang di Netflix saja, namun juga akan diputar di bioskop-bioskop yang terpilih secara global.
Diketahui pula, kabar yang paling mencengangkan adalah durasi episode pamungkas tersebut.
Kabarnya, Episode 9 dari Season 5 ini akan memiliki durasi yang sangat panjang, yakni 2 jam 5 menit untuk memberikan penutup yang megah bagi kisah Eleven dan geng Hawkins.
Namun siapa sangka, di balik kepopuleran serial ini, sutradara dan penulis Stranger Things, The Duffer Brothers, mengaku merasa cukup tertekan untuk menghadirkan akhir cerita yang dapat diterima para penggemar.
Matt Duffer yang menciptakan Stranger Things bersama saudaranya Ross Duffer, mengungkapkan perasaannya menjelang penayangan episode final.
Matt menegaskan bahwa akhir cerita memiliki peran penting, terutama untuk serial yang telah memiliki basis penggemar yang besar.
“Ya aku merasakan tekanan itu, tekanan ekstra untuk menghasilkan ending yang bisa diterima oleh para penggemar,” ungkap Duffer.
Meski mereka sudah memiliki gambaran kasar tentang akhir cerita sejak bertahun-tahun lalu, menuangkannya ke dalam naskah final adalah momen emosional tersendiri.
“Itu scene yang sangat emosional bagi kami untuk ditulis. Menulis kalimat terakhir dari karakter-karakter ini sangat sulit, dan saat syuting itu lebih sulit lagi,” ungkap Ross.
Baca Juga: Sinopsis dan Alasan Nonton The Great Flood, Film Kim Da Mi dan Park Hae Soo
Syuting Penuh Haru

Menariknya, Ross bercertia bahwa suasana haru di lokasi syuting begitu kuat hingga batas antara akting dan emosi menjadi kabur.
Mereka sedih karena perpisahan yang dirasakan para aktor di kehidupan nyata turut mewarnai adegan tersebut.
“Saya pikir emosi yang kami semua rasakan, dan yang dirasakan oleh aktor, benar-benar berlaku di scene, dan itu mempengaruhi bagaimana scene terjadi,” sambung Ross.
Ross pun berharap ketulusan emosi tersebut dapat sampai ke hati penonton.
Ross menyebut akhir dari kisah Hawkins ini akan membuat penonton banjir air mata, sama seperti yang dirasakan oleh para kru dan pemain.