Suara.com - Tahun 2025 menghadirkan anomali menarik dalam perjalanan karier Hanung Bramantyo karena empat film terbarunya gagal menembus satu juta penonton bioskop.
Padahal, Hanung dikenal sebagai sutradara konsisten pencetak film populer yang kerap meraih angka penonton tinggi sebelum dan sesudah pandemi.
Sejak pandemi, hanya pada 2021 dan 2023 film Hanung tak menyentuh sejuta penonton, itu pun masing-masing hanya satu judul.
Keaktifan Hanung merilis film di bioskop sepanjang 2025 justru memperkuat rasa janggal karena produktivitas tidak berbanding lurus dengan capaian komersial.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan menarik tentang selera pasar, strategi promosi, serta perubahan preferensi penonton film Indonesia saat ini.
1. Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu menjadi pembuka tahun 2025 bagi Hanung Bramantyo dengan ekspektasi tinggi dari penggemar novel Puthut EA.
Kisah Daku Ramala menyoroti kegelisahan komitmen, pernikahan, dan trauma masa lalu yang dikemas reflektif serta dialog emosional.
Refal Hady tampil dominan sebagai penulis sukses yang terjebak pilihan antara kenangan lama dan kemungkinan cinta baru.
Baca Juga: Musuh Dalam Selimut: Kisah Pengkhianatan dengan Plot Twist yang Meledak
Meski kuat secara cerita dan akting, film ini dinilai terlalu kontemplatif untuk pasar luas yang menginginkan konflik lebih eksplosif.
Total penonton hanya mencapai 150.748 orang, menjadikannya salah satu capaian terendah Hanung dalam beberapa tahun terakhir.
2. Rahasia Rasa

Rahasia Rasa mencoba memadukan drama personal dengan sejarah kuliner Nusantara yang terinspirasi dari buku legendaris Mustikarasa.
Jerome Kurnia memerankan chef berbakat yang kehilangan indra pengecap, simbol krisis identitas sekaligus titik balik perjalanan emosional.
Narasi pencarian rasa dibangun perlahan, mengedepankan atmosfer hangat dan pesan kebudayaan yang cukup subtil.