Kenali Pendarahan Subkorionik, Bagaimana Dampaknya pada Janin?

Selasa, 22 Oktober 2019 | 16:15 WIB
Kenali Pendarahan Subkorionik, Bagaimana Dampaknya pada Janin?
ilustrasi ibu hamil (Pixabay/pedroserapio)

Pendarahan disebabkan oleh hematoma subkorionik dapat menimbulkan gejala pembekuan darah hingga bercak ringan. Terkadang gejala juga tidak disertai pendarahan sama sekali.

Bahkan beberapa wanita tidak mengalami gejala sama sekali dan hanya mencari tahu tentang kondisi selama pemeriksaan ultrasonografi rutin.

Apakah hematoma subkorionik membahayakan fetus?

Komplikasi yang ditimbulkan oleh hematoma subkorionik tergantung pada ukuran hematoma dan waktu terdeteksinya selama kehamilan.

Dalam kebanyakan kasus, hematoma subkorionik sembuh dengan sendirinya. Hematoma yang terdekteksi sejak awal trimester pertama kehamilan bisa dikatakan belum bermasalah besar.

Selain itu, hematoma kecil di permukaan plasenta menyebabkan lebih sedikit masalah daripada yang berada di bawah plasenta. Hematoma yang terjadi menjelang akhir trimester pertama atau awal trimester kedua dapat menyebabkan plasenta lepas dari rahim.

Jika lebih dari 30 persen plasenta lepas, bisa menyebabkan hematoma tumbuh lebih besar dan meningkatkan risiko kelahiran prematur serta keguguran.

Penelitian telah menemukan bahwa hematoma subkorionik dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti keguguran, persalinan prematur, solusio plasenta dan ketuban pecah.

Risiko lebih tinggi pada 20 minggu pertama kehamilan. Komplikasi juga bisa terjadi tergantung pada ukuran hematoma, usia kehamilan dan usia ibu hamil.

Baca Juga: Apakah Bedak Bayi Johnson & Johnson Indonesia Tercemar Asbes? Ini Kata BPOM

Karena itu, penting bagi ibu hamil selalu berkonsultasi tentang kondisinya ketika mengalami pendarahan vagina selama kehamilan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI