Kasus Virus Corona di Kolombia Tembus 500.000, Korban Meninggal 16.000

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 20 Agustus 2020 | 15:20 WIB
Kasus Virus Corona di Kolombia Tembus 500.000, Korban Meninggal 16.000
Bogota, Kolombia (shutterstock)

Suara.com - Kasus virus Corona Covid-19 di Kolombia semakin meningkat secara pesat, sementara Brasil mengklaim penurunan kasus terjadi.

Dilansir ANTARA, angka kasus virus corona di Kolombia pada Rabu (19/8) melampaui 500.000 sementara kematian hampir menembus angka 16.000 pada saat negara itu akan segera mengakhiri masa lima bulan karantina wilayah.

Negara Pegungungan Andes tersebut sejauh ini mencatat total 502.178 kasus COVID-19, menurut kementerian kesehatan, dan 15.979 kematian. Kasus aktif berjumlah 158.893.

Presiden Ivan Duque pada akhir Maret mulai memberlakukan penguncian secara nasional dalam upaya memperlambat penyebaran virus.

Sebagian besar jenis usaha sudah mulai dibuka kembali atau diizinkan beroperasi melalui sistem pengantaran.

Penguncian ditetapkan akan terus berlaku hingga akhir Agustus. Pembatasan lebih ketat diterapkan di daerah-daerah permukiman di Ibu Kota Bogota, yang menunjukkan angka infeksi lebih tinggi.

Sepertiga dari keseluruhan jumlah kasus COVID-19 di Kolombia ditemukan di Bogota.

Kapasitas unit-unit perawatan intensif di Bogota terisi hingga 82 persen persen, menurut otoritas kesehatan daerah.

Sementara itu di Brasil, Kementerian Kesehatan menyatakan penyebaran virus corona di negaranya kemungkinan tengah melambat.

Baca Juga: Takut Tertular Corona, Istri Larang Suami Masuk Rumah Meski Sudah Karantina

Pernyataan itu melihat laporan kasus baru yang telah turun secara bertahap dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut data kementerian, Brasil telah melihat penurunan jumlah kasus baru Covid-19 selama sepekan menjadi 304.684 minggu lalu, sebelumnya paling banyak mencapai 319.653 salam satu minggu pada 25 Juli.

Jumlah kematian mingguan juga turun menjadi 6.755 dari puncaknya 7.677 di minggu terakhir bulan Juli.

Sebuah studi oleh Imperial College London menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya sejak April, minggu ini Brasil mencatat tingkat penularan di bawah R1.

Apa yang disebut "R rate" di bawah 1 menunjukkan bahwa setiap orang yang terinfeksi akan menginfeksi kurang dari 1 orang, sehingga mengurangi epidemi.

"Di satu sisi, ini adalah tren. Kami harus melihat bagaimana penyakit itu berperilaku dalam dua minggu ke depan untuk melihat apakah ada penurunan yang signifikan," kata Arnaldo Medeiros, Sekretaris Pengawasan Kesehatan dikutip dari Channel News Asia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI