Semakin besar dari anak-anak hingga dewasa sangat banyak contohnya, biasanya dikemas dengan istilah "instan", mulai dari sup, mie, roti dengan tambahan pengemulsi, nugget dan stik ikan dan ayam, sosis, burger, dan (makanan lain yang mengandung daging yang direkonstitusi).
Adapula minuman berkarbonasi, jus buah kemasan, minuman kesehatan atau minuman energi, makanan ringan kemasan, es krim, yogurt yang ditambahkan pemanis buatan, coklat, permen atau manisan, roti yang diproduksi massal oleh pabrik, margarin dan olesan, biskuit, kue, sereal sarapan, protein bar, daging olahan (ham, salami, daging babi yang diasinkan atau bacon).
"Hingga saus instan, produk yang siap dihangatkan seperti pie yang telah disiapkan sebelumnya, pasta, dan pizza," ungkap Nia.
3. Apa bedanya dengan makanan olahan?
Makanan olahan kata Nia tentu berbeda dengan makanan ultra proses, karena kelompok makanan ini biasanya dihasilkan dari makanan asli yang ditambahkan gula, minyak, atau garam.
"Makanan ini biasanya diproses dengan cara diawetkan, diasinkan, diasamkan atau difermentasi. Proses pengolahan ini bertujuan meningkatkan daya tahan produk atau memodifikasi rasa," jelas dia.
Beberapa contoh produk dalam kategori ini yaitu, buah yang diawetkan dalam larutan sirup, sayur yang diawetkan dalam air asin atau minyak (acar), keju dari susu yang melalui proses sederhana, buah atau sayur kalengan.
Di Indonesia contohnya asinan, terasi, keripik buah dan sayur. Minuman beralkohol seperti bir dan anggur juga masuk dalam grup ini. Jumlah kandungan gula dan garam menjadi penentu apakah produk dalam makanan olahan sehat atau tidak.
4. Risiko kesehatan akibat konsumsi makanan ultra proses
Baca Juga: Aksi Perempuan ini Mendadak Viral, Warganet: Masih Banyak Orang Baik!

Penelitian ilmiah telah menyelidiki hubungan antara tingkat konsumsi makanan ultra proses dan kesehatan. Peningkatan konsumsi makanan ini menyebabkan tingginya nafsu makan dan kaitkan erat dengan kenaikan berat badan yang lebih besar daripada makanan yang tidak diproses, meskipun jumlah kalorinya sama.
Dampak buruk kesehatan termasuk obesitas, asma dan mengi pada anak-anak; obesitas, diabetes tipe -2, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, depresi, sindrom iritasi usus besar, dispepsia, kelemahan (kelelahan, kelemahan otot) dan semua penyebab kematian pada orang dewasa bisa menjadi risiko saat Anda mengonsumsi makanan ini.
"Tidak ada penelitian yang menemukan manfaat konsumsi makanan ultra proses bagi kesehatan," kata Nia memperingatkan.
5. Tips agar bisa mengurangi makanan ultra proses
Konsumsilah makanan asli, baik yang berasal dari hewani maupun nabati dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menekan obesitas. Ini akan membantu melawan Covid-19 maupun berbagai infeksi serupa.
Jadikan makanan ini sebagai dasar makanan bayi Anda. Kelompok makanan ini bergizi, lezat, sesuai, dan mendukung sistem pangan yang berkelanjutan baik sosial maupun lingkungan.