Dalam sebuah wawancara dengan seorang reporter dari The Beijing News, dr Li Dong, wakil kepala dokter, Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit You'an Beijing, menjelaskan bahwa pada akhir tahun lalu, banyak pasien yang reaktif pada saat melakukan tes di tenggorokan dan hidung kemudian mereka menerima hasil positif dari tes anal swab.
Kombinasi metode ini dapat meningkatkan tingkat deteksi dan mengurangi proporsi diagnosis yang mungkin terlewat.
Namun, meskipun hasil false negative rendah, proses pendeteksian juga lebih kompleks, sehingga pengujian hanya dapat dilakukan pada populasi tertentu yang untuk saat ini.
Termasuk individu yang dikarantina dan orang-orang yang tinggal dan bekerja di zona risiko tinggi. Jadi, tidak sembarangan orang bisa berkesempatan untuk mendapatkan swab anal ini.
Seperti itulah fakta-fakta swab anal yang menarik untuk diketahui. Apakah kalian bersedia jika harus dilakukan tes anal swab?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama