Ilmuwan Samakan Long Covid-19 dengan Gejala yang Dirasakan Penyintas Ebola

Sabtu, 30 Januari 2021 | 15:08 WIB
Ilmuwan Samakan Long Covid-19 dengan Gejala yang Dirasakan Penyintas Ebola
Ilustrasi kelelahan (Pixabay/nastya_gepp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Biasanya, ketika Anda melawan infeksi, ada peradangan dan aktivasi sistem kekebalan, tetapi ini akan kembali ke keadaan stabil setelah Anda pulih."

"Apa yang kami temukan pada Ebola adalah bahwa pasien sudah pulih dan virusnya hilang, tetapi mereka masih mengalai peradangan terus menerus dan aktivasi kekebalan," lanjut Lévy.

Studi serupa sedang dilakukan pada orang yang telah sembuh dari virus Chikungunya, termasuk oleh Lisa Ng, peneliti utama senior di Jaringan Imunologi Singapura.

"Beberapa kesamaan (dengan Covid-19) dapat berupa kelelahan, kelemahan, dan rasa lelah, seperti banyak hasil pasca infeksi virus. Ini bisa jadi karena efek virus yang masih ada saat tubuh terus membersihkannya," tutur Ng.

Meski mekanisme pasti dari gejala menetap ini masih belum sepenuhnya ditentukan, ada satu petunjuk yang berasal dari sel T helper, sekelompok kekebalan yang memainkan peran utama dalam memicu dan membentuk respons kekebalan terhadap virus.

Lévy mengatakan bahwa untuk mengetahui penyebabnya dan gejalanya, peneliti perlu mengawasi penyintas dalam jangka panjang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI