CDC Bantah 7 Mitos Vaksin Covid-19, Apa Saja?

Senin, 01 Maret 2021 | 21:24 WIB
CDC Bantah 7 Mitos Vaksin Covid-19, Apa Saja?
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

“Mendapatkan virus dari vaksin sama seperti mendapatkan ayam dari telur orak-arik,” kata Jill Foster, MD, seorang dokter penyakit menular pediatrik dan seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Minnesota di Minneapolis. Artinya, itu tidak mungkin terjadi, karena tidak ada virus di dalam vaksin.

Hayley Gans, MD, seorang dokter penyakit menular pediatrik Stanford Medicine di Palo Alto, California, menjelaskan, “Cara kerja vaksin adalah dengan memaparkan tubuh Anda pada protein yang ada di permukaan virus, tetapi virus lainnya tidak hadir. Oleh karena itu, Anda tidak terinfeksi virus dan tidak dapat berubah menjadi virus.”

Mitos 4: Setelah divaksinasi, Anda bisa langsung kembali ke kehidupan normal.

Fakta: Bahkan setelah orang mendapatkan vaksin mRNA dan suntikan booster yang diperlukan, mereka tetap perlu memakai masker dan menghindari kontak dekat dengan orang lain, karena, CDC menjelaskan, tidak diketahui apakah mereka masih dapat membawa virus dan menularkannya ke orang lain atau tidak.

"Kami tidak tahu setelah Anda divaksinasi apakah Anda masih dapat memiliki beberapa virus yang bereplikasi di saluran pernapasan bagian atas," kata. Dr. Gans.

“Jadi saya pikir sangat penting bagi setiap orang untuk terus mempraktikkan kebiasaan baik untuk mengurangi penyakit sampai kita melihat herd immunity lengkap dan virus ini lenyap sama sekali,” katanya lagi.

Herd immunity atau kekebalan kelompok didefinisikan oleh Mayo Clinic sebagai titik di mana penyebaran penyakit dari orang ke orang menjadi tidak mungkin karena kekebalan yang telah meluas.

Gans juga menekankan bahwa vaksin tersebut telah terbukti 95 persen efektif, yang berarti tidak menjamin perlindungan penuh. Tetapi jika orang yang divaksinasi terinfeksi, mereka jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit parah.

“Begitulah cara kerja banyak vaksin. Orang yang mendapatkan vaksin flu mungkin benar-benar terkena flu, tetapi mereka tidak sampai di rumah sakit.”

Baca Juga: Pernah Terpapar, Besok Wakil Wali Kota Bandung Disuntik Vaksin Covid-19

Mitos 5: Vaksin meningkatkan risiko Anda untuk mengembangkan autisme atau kanker.

Fakta: “Tidak ada vaksin yang saat ini kami miliki yang menyebabkan autisme atau kanker,” kata Dr. Foster.

Foster menjelaskan bahwa ada sistem untuk mengidentifikasi dan melaporkan setiap efek merugikan yang jarang terjadi dari vaksinasi Covid-19. Dan salah satu tugas utama Kantor Keamanan Imunisasi CDC adalah melakukan penelitian untuk mengetahui apakah kejadian buruk yang dilaporkan oleh dokter, produsen vaksin, dan publik benar-benar disebabkan oleh vaksin tersebut.

Mitos 6: Vaksin dapat menyebabkan kemandulan.

Fakta: The New York Times melaporkan pada 10 Desember tentang rumor yang membanjiri internet bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan pada wanita karena mengandung bahan yang mengganggu perkembangan plasenta.

Sekali lagi, Dr. Bernstein berkata, “Tidak ada data untuk mendukung hipotesis ini. Para ahli percaya bahwa vaksin mRNA tidak mungkin menimbulkan risiko bagi wanita hamil atau janinnya."

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI