Derita Autoimun Langka, Hidung Wanita Ini Remuk dan Masuk ke Dalam

Jum'at, 09 April 2021 | 08:05 WIB
Derita Autoimun Langka, Hidung Wanita Ini Remuk dan Masuk ke Dalam
Ilustrasi hidung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

GPA dapat muncul secara perlahan dalam beberapa bulan, atau cepat, dalam hitungan hari. Gejalanya pun bervariasi, tetapi dapat memengaruhi organ di seluruh tubuh.

Misalnya, kasus parah dapat menyebabkan gangguan pendengaran, kehilangan penglihatan, gagal ginjak atau kerusakan saraf kranial, jika tidak ditangani.

Gangguan autoimun ini juga dapat menyebabkan pilek terus menerus, pengerasan kulit hidung, radang dan perforasi sinus di septum, seperti pada wanita ini.

Untuk mengobati GPA wanita tersebut, dokternya meresepkan rituximab, perawatan antibodi yang menargetkan sel-sel kekebalan sel B untuk menurunkan respons kekebalan tubuh yang tidak berfungsi.

Ia juga menerima siklofosfamid dosis rendah, imunosupresan, dan prednison, kortikosteroid yang juga menurunkan aktivitas kekebalan.

"Pada kunjungan tindak lanjut 6 bulan kemudian, sekret dan pengerasan hidung berdarah pasien telah sembuh. Sedangkan deformitas hidung tidak berubah," menurut laporan yang terbit di New England Journal of Medicine (NEJM).

Pasien terus mengonsumsi rituximab, tetapi laporan tidak mencatat apakah dia akan menjalani operasi untuk hidungnya yang cekung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI