Risiko kematian lebih tinggi juga ditemukan pada kelompok pasien pasien yang menjalani perawatan rawat inap lebih lama hingga 21 hari, dan perawatan di ruang ICU hingga 16 hari.
Hanya satu dari empat pasien yang memiliki hasil baik, yakni pulang ke rumah atau menjalani perawatan lanjutan di pusat rehab.
Hasil senada juga terlihat pada 212 pasien stroke SAH dengan komorbid Covid-19, dengan presentase kematiannya sebesar 43 persen.
Hanya 31 persen pasien yang memiliki hasil yang baik, dibanding dengan 65 persen pasien dari kelompok kontrol.
Selama rawat inap di rumah sakit, pasien COVID-19 yang mengalami stroke pendarahan intraserebral (ICH) dan pendarahan subaraknoid (SAH), juga cenderung mengalami penyakit koroner akut, gagal ginjal, dan emboli paru.
Adanya penelitian ini diharapkan memberi manfaat terhadap pengobatan pasien stroke yang juga terinfeksi Covid-19.
"Adanya data dalam jumlah besar dari semua rumah sakit menunjukkan bahwa kombinasi ini bukan hanya terjadi pada satu atau dua orang. Dengan adanya data, diharapkab bisa membantu menyusun pengobatan dan membuat intervensi baru, dengan harapan memberi hasil yang lebih baik pada pasien," tutup Ramesh Grandhi MD, dari U of U Health.