- AF menjadi penyebab hingga 40% stroke sumbatan, termasuk pada usia muda, sementara banyak kasus terlambat terdeteksi.
- Lebih dari 100 prosedur ablasi telah dilakukan hingga November 2025, termasuk Cardioneuroablation dengan teknologi RFA, CBA, dan PFA.
- Layanan stroke meraih Diamond Status berkat penanganan cepat di bawah 60 menit, dengan waktu trombolisis terbaik 13 menit.
Suara.com - Gangguan irama jantung dan stroke masih menjadi dua masalah kesehatan serius di Indonesia. Atrial Fibrilasi (AF), salah satu jenis aritmia yang umum terjadi, bahkan dapat menyebabkan hingga 40% kasus stroke sumbatan.
Pada kelompok usia muda, AF menjadi salah satu penyebab yang paling sering ditemukan. Deteksi yang terlambat dan akses intervensi yang terbatas membuat banyak pasien kehilangan kesempatan mencegah komplikasi yang sebenarnya bisa dihindari.
Di sisi lain, kasus stroke membutuhkan penanganan yang sangat cepat, dengan golden period tidak lebih dari 4,5 jam, namun banyak pasien terlambat mendapat terapi yang tepat karena keterbatasan fasilitas dan kecepatan respons.

Di tengah tantangan tersebut, Siloam Hospitals TB Simatupang menegaskan posisinya sebagai pusat layanan kardiologi dan neuroscience yang mampu menjawab kebutuhan krusial pasien.
Hingga November 2025, rumah sakit ini telah menangani lebih dari 100 prosedur ablasi untuk berbagai jenis aritmia, termasuk Cardioneuroablation (CNA). Prosedur ini ditujukan untuk menenangkan saraf otonom yang terlalu aktif dan mengganggu irama jantung.
Kepala Staf Medis Fungsional Bidang Kardiologi Siloam Hospitals TB Simatupang serta ahli aritmia di Indonesia, Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA menyampaikan, “Di RS kami, prosedur ablasi dengan teknologi terkini seperti RFA (Radio Frequency Ablation), CBA (Cryo Ballon Ablation) dan PFA (Pulse Field Ablation) telah menjadi pilihan dalam tata laksana aritmia," kata dia.
Di RS tersebut, mereka juga telah melakukan prosedur kardioneuro ablasi pada pasien mengalami Syncope/pingsan karena aktivitas saraf vagus yang berlebihan dan berhasil membantu pasien beraktivitas dengan normal.
Ablasi dilakukan dengan memasukkan kateter kecil untuk memetakan area jantung yang terlalu aktif sebelum diberikan energi khusus untuk menenangkannya. Prosedur ini bersifat minimal invasif, menggunakan bius lokal, dan memungkinkan pasien pulang dalam waktu singkat.
Di bidang neuroscience, tantangan serupa dijawab melalui penanganan stroke berstandar internasional. Siloam Hospitals TB Simatupang kembali meraih Diamond Status ANGELS Awards dari World Stroke Organization untuk kuartal ketiga 2025, penghargaan tertinggi dalam layanan stroke, dan menjadi perolehan ke-11 sejak 2022.
Baca Juga: Kak Seto Baru Sadar Kena Stroke Usai 4 Hari, Gejala Linglung dan Sulit Berpikir
, Spesialis Neurologi dari Siloam Hospitals TB Simatupang , dr. Peter Gunawan Ng, SpS menegaskan, “Layanan untuk penanganan stroke di Siloam TB Simatupang termasuk yang terbaik di Indonesia. Kami telah mampu menangani stroke kurang dari 60 menit… Capaian terbaik penangan pasien stroke dengan trombolisis… adalah 13 menit.”
Hospitals Director Siloam Hospitals TB Simatupang , dr. Dewi Wiguna, M.Sc menutup, “Keberhasilan ini menunjukkan komitmen tanpa henti… Harapan kami, semakin banyak orang yang menjadi lebih sehat dengan layanan medis yang ada di Siloam Hospitals TB Simatupang.”