Sebaliknya dari disfungsi ereksi, ejakulasi dini justru terjadi sebelum atau belum berapa lama memulai aktivitas seksual. Normalnya terjadi pada laki-laki yang baru mulai melakukan hubungan seksual. Tapi tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi pada kelompok usia yang lebih tua.
Solusi mengatasinya, biasanya ejakulasi dini bisa diterapi tanpa obat atau intervensi medis. Bertemu dengan terapis seks dapat membantu menyederhanakan prosesnya.
3. Ejakulasi tertunda
Ejakulasi tertunda terjadi ketika laki-laki mengalami masalah klimaks saat berhubungan, atau setelah rangsangan seksual yang berkepanjangan. Ini dapat disebabkan oleh kerusakan saraf atau penyakit tiroid.
Solusinya, perawatan untuk ejakulasi tertunda tergantung pada penyebabnya. Dalam banyak kasus, bertemu dengan terapis seks dapat membantu menyelesaikan masalah.
4. Testosteron rendah
Kadar testosteron memuncak pada usia 18 tahun dan mulai menurun seiring bertambahnya usia. Bahkan dengan penurunan alami dari waktu ke waktu, kebanyakan laki-laki memiliki cukup testosteron sepanjang hidupnya untuk menghindari masalah seksual.
Melakukan tes darah bisa jadi skrining untuk mengetahui kadar testosteron pada tubuh. Jika hasilnya memang menunjukkan kadar testosteron rendah, solusinya, bisa mengonsumsi suplemen sesuai anjuran dokter.
5. Libido Rendah
Baca Juga: COVID-19 Bisa Bikin Lelaki Mandul dan Gagal Ereksi, Vaksin Adalah Juru Selamat
Hasrat seksual yang rendah sebenarnya hal yang umum dialami siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Libido rendah mungkin berasal dari ketakutan, kecemasan atau stres terkait dengan masalah seksual lainnya.