2. Pendapat Sains Tentang Diet OMAD
Versi puasa intermiten 4 hingga 8 jam memang terbukti bisa meningkatkan toleransi glukosa, meningkatkan sensitivitas insulin, dan membantu menurunkan berat badan.
Namun, makan satu porsi besar sekali dalam sehari, bisa menimbulkan efek sebaliknya. Dalam studi jurnal Nutrition Review 2015, menunjukan diet OMAD bisa meningkatkan nafsu makan dan menambah persentase lemak menjadi tidak normal, bahkan lebih parah dibanding sebelum memulai diet.
3. Orang yang Tidak Boleh Diet OMAD
Ahli Diet New York, Melissa Rifkin, memperingatkan diet OMAD bisa berbahaya bagi anak-anak, lansia, dan orang dengan diabetes. Ini karena kelompok ini harus mengonsumsi jumlah kalori yang stabil untuk menjaga kesehatannya.
Selain itu, orang yang secara teratur mengonsumsi obat juga harus menghindari diet OMAD ini, karena sebagian besar obat harus diminum setelah makan.
"Sedangkan untuk orang dewasa sehat, mungkin saja aman tapi bukan berarti itu diet idel," terang Hampton.
Apalagi hingga saat ini tidak ada penelitian yang membuktikan dan merekomendasikan jenis diet ini, sebagai cara untuk menurunkan berat badan.
Baca Juga: 7 Makanan Pengganti Nasi untuk Diet, Penuh Karbohidrat Kompleks