Viral Bullying Dokter Senior ke Junior: Dari Ngurus Baju Kotor Sampai Patungan Ratusan Juta

Jum'at, 21 Juli 2023 | 16:27 WIB
Viral Bullying Dokter Senior ke Junior: Dari Ngurus Baju Kotor Sampai Patungan Ratusan Juta
Ilustrasi dokter (Freepik/pressfoto)

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengungkap perilaku kejam bullying dokter di rumah sakit pendidikan milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang sudah mengakar hingga puluhan tahun.

Tak main-main, perilaku bullying dari dokter senior kepada dokter junior ini mulai dari mengurus pakaian kotor diantar ke laundry, hingga kewajiban patungan hingga ratusan juta.

Menurut Menkes Budi, tugas yang bersifat pribadi ini sama sekali tidak berhubungan dengan kompetensi pendidikan kedokteran yang seharusnya diterima para dokter junior.

"Perundungan ini biasanya digunakan dengan alasan membentuk karakter dokter mudanya. Saya setuju harus dibentuk, dibentuknya tapi tidak harus dengan kekerasan dan ketakutan, tapi membentuk dengan ketangguhan, empati dan sayang pada pasien," ujar Menkes Budi saat konferensi pers di Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (20/7/2023).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. [Instagram/@sekretariatkabinet]
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. [Instagram/@sekretariatkabinet]

Berdasarkan informasi yang diperoleh Menkes Budi membagi perilaku bullying dokter di rumah sakit pendidikan ini ke dalam tiga kelompok, sebagai berikut:

1. Dokter Junior sebagai Asisten Pribadi

Kelompok ini menurut Menkes Budi, alih-alih diminta mengerjakan tugas sesuai kompetensi pendidikan kedokteran yang harus diterimanya, dokter muda malah disuruh mengerjakan tugas bersifat pribadi.

Bahkan tugas sepele, seperti dalam satu acara perkumpulan dokter kurang sendok plastik jam 12 malam, tapi harus mencarinya dan akan disinggung di grup WhatsApp jika pekerjaan itu tidak mampu dilakukannya.

"Kelompok dimana peserta didik dianggap sebagai asisten, sebagai sekretaris, sebagai pembantu pribadi yang mengantar laundry, bayar laundry, mengantar anak. Kemudian ngurusin parkir, mengambil tisu ya seperti asisten pribadi lah," ungkap Menkes Budi.

Baca Juga: Dokter Bagikan Tips Aman Cukur Rambut Wajah Agar Tidak Luka dan Infeksi, Apa Saja?

2. Dokter Junior sebagai Pekerja Pribadi

Perilaku bully di mana dokter junior jadi pekerja pribadi, yaitu dengan cara memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas dokter senior, seperti menulis jurnal atau penelitian. Tindakan ini sangat disayangkan, karena dokter junior bukannya mendalami bidang spesialisasi yang dikerjakan, malah mengerjakan tugas yang sama sekali tidak berhubungan.

"Paling sering nulis tugas, biasanya dari kakak seniornya nulis jurnal, nulis penelitian, karena ada juniornya, itu sebenarnya tugas buat kakak kelasnya, kakak kelas suruh junior kerja dia neliti. Kalau misalnya mau melanggar etik penelitian, juniornya juga yang disuruh," ungkap Menkes Budi lagi.

3. Dokter Junior Sebagai Sumber Uang Dokter Senior

Perilaku kelompok bullying ini membuat Menkes Budi terkejut, karena dokter junior harus mengumpulkan uang, demi sewa tempat kegiatan, makanan hingga gadget milik dokter seniornya.

"Yang saya agak terkejut. ini berkaitan dengan uang, cukup banyak juniornya suruh ngumpulin, ada yang jutaan, puluhan juta, kadang sampai ratusan juta. Bisa buat nyiapin rumah untuk kumpul-kumpul bareng senior, kontraknya setahun Rp 50 juta, bagi rata," ungkap Menkes Budi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI