DBD Mengintai! Tasya Kamila Ajak Orang Tua Lakukan Hal Ini untuk Lindungi Keluarga

Dinda Rachmawati Suara.Com
Sabtu, 26 April 2025 | 06:55 WIB
DBD Mengintai! Tasya Kamila Ajak Orang Tua Lakukan Hal Ini untuk Lindungi Keluarga
DBD Mengintai! Tasya Kamila Ajak Orang Tua Lakukan Hal Ini untuk Lindungi Keluarga (Dok. Takeda)

Suara.com - Sebagai publik figur yang telah dikenal sejak kecil dan kini menjalani peran sebagai ibu dari dua anak, Tasya Kamila kembali mencuri perhatian—bukan karena lagu atau penampilannya, tetapi karena kepeduliannya terhadap isu kesehatan yang kini mengancam banyak keluarga: demam berdarah dengue (DBD). 

Dalam acara media briefing bertajuk “Waspada DBD: Lindungi Keluarga, Selamatkan Masa Depan” yang digelar oleh PT Takeda Innovative Medicines bersama Kementerian Kesehatan RI, Tasya Kamila tampil tidak hanya sebagai selebritas, melainkan juga sebagai ibu muda yang menyuarakan keresahan para orang tua terhadap ancaman dengue yang terus membayangi.

“Sebagai seorang ibu, saya tentu merasa khawatir. Bukan karena ingin panik, tapi karena saya tahu dengue itu nyata dan bisa menyerang siapa saja—termasuk anak-anak kita,” ungkap Tasya baru-baru ini di Jakarta.

“Tubuh anak-anak belum sekuat orang dewasa. Mereka sangat bergantung pada kita—orang tuanya—untuk memberikan perlindungan terbaik,” pungkas wanita 32 tahun tersebut.

Pernyataan Tasya Kamila mencerminkan realitas yang terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan mencatat, hingga pertengahan April 2025, ada lebih dari 38 ribu kasus DBD dengan 182 kematian yang tersebar di seluruh provinsi. 

Meskipun angkanya menurun dibandingkan tahun lalu, pemerintah tetap mengeluarkan Surat Edaran kewaspadaan dini. Sebab, sebagai negara hiper-endemik, Indonesia selalu berada dalam ancaman penularan dengue sepanjang tahun.

dr. Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan RI, dalam sambutannya menyatakan bahwa DBD bukan masalah baru, tetapi terus menjadi ancaman serius. 

“Data tahun 2024 menunjukkan bahwa jumlah kasus dan kematian meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2023. Kita semua menyadari bahwa DBD dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, kepadatan penduduk, dan mobilitas masyarakat,” jelasnya. 

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai target nasional: nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Hal senada disampaikan dr. Fadjar SM Silalahi dari Kementerian Kesehatan RI. 

Baca Juga: 5 Mobil Keluarga Murah, Harga Cuma Rp 100 Jutaan Terbaik April 2025

Ia menegaskan bahwa banyak masyarakat masih salah kaprah dengan menganggap dengue sebagai penyakit musiman. Padahal, dengue bisa menyebar sepanjang tahun. 

“Dengue adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa, dan kita tidak bisa lagi menunggu sampai puncak kasus (wabah) untuk bertindak,” tegasnya.

Tasya menyuarakan harapan agar semua orang tua di Indonesia mulai mengambil langkah nyata. 

“Kita bisa mulai dari hal-hal sederhana, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan 3M Plus. Apalagi saat ini sudah ada pencegahan inovatif yang dapat memberikan perlindungan tambahan dari dalam diri kita. Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati,” tambahnya.

dr. Dirga Sakti Rambe, Spesialis Penyakit Dalam, mendukung pernyataan tersebut. Ia menjelaskan bahwa dengue bukan sekadar demam biasa. 

“Dengue bisa berkembang cepat dan menimbulkan komplikasi berat seperti DSS dan perdarahan hebat. Yang banyak masyarakat tidak tahu adalah bahwa seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi kedua bisa lebih parah,” jelasnya.

Menurut dr. Dirga, kini telah tersedia vaksin dengue yang aman untuk anak-anak dan dewasa, bahkan tanpa memandang apakah orang tersebut pernah terinfeksi sebelumnya. 

“Satu-satunya cara terbaik yang kita miliki adalah pencegahan. Dan pencegahan ini harus menyeluruh, dimulai dari 3M Plus, edukasi berkelanjutan, dan vaksinasi,” ucapnya.

Kampanye CegahDBD yang diluncurkan sejak 2023 kini diperkuat dengan berbagai kanal edukasi digital seperti video, situs web interaktif, dan WhatsApp resmi. 

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menambahkan, “Kami melihat bahwa edukasi publik memiliki peran kunci dalam mengubah cara kita memahami dan menghadapi dengue.”

Tasya berharap, lewat kampanye ini, para orang tua lebih sadar dan sigap dalam melindungi anak-anak mereka. “Ini bukan soal ketakutan, tapi tanggung jawab. Kalau kita bisa cegah, kenapa harus menunggu sampai ada yang sakit dulu?” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI