Sebaliknya, mikrobioma yang tidak seimbang dapat meningkatkan peradangan ringan dan menyebabkan metabolisme energi yang tidak efisien, berkontribusi pada obesitas dan gangguan metabolik.
Langkah Sederhana untuk Usus yang Bahagia
Menjaga kesehatan pencernaan tidak serumit yang dibayangkan. Pola makan kaya serat menjadi kunci. Serat larut yang terdapat dalam apel, pisang, oat, dan kacang-kacangan membentuk gel di lambung yang membantu memperlambat pencernaan, menjaga kadar gula darah, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik.
Sementara itu, konsumsi probiotik seperti yogurt, kefir, dan sayuran fermentasi dapat memperkaya keanekaragaman mikroba usus.
Kementerian Kesehatan RI juga menyoroti pentingnya menghindari makanan tinggi lemak, gula, dan rendah serat yang memperlambat pencernaan.
Selain itu, mengunyah makanan perlahan, tidak makan berlebihan, menjaga asupan air, dan menghindari makan menjelang tidur adalah kebiasaan penting untuk mendukung fungsi optimal saluran cerna.
Tak kalah penting, stres yang berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma dan melemahkan sistem imun.
Karena itu, menjaga pola tidur, mengelola stres, dan berolahraga teratur juga berkontribusi besar pada kesehatan pencernaan.
Memperingati Hari Kesehatan Pencernaan Sedunia (World Digestive Health Day), mari jadikan momen ini sebagai pengingat untuk lebih peduli terhadap kondisi sistem cerna kita.
Baca Juga: Kurang atau Kebanyakan Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung, Begini Penjelasan Ahli
Dengan memahami bahwa kesehatan usus bukan hanya soal pencernaan, tetapi menyangkut seluruh keseimbangan tubuh dan pikiran, kita bisa mengambil langkah kecil menuju kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas.