Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 17 Desember 2025 | 20:15 WIB
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Ilustrasi [Unsplash/Jon]

Suara.com - Fenomena sadfishing atau memublikasikan kesedihan dan masalah emosional secara berlebihan di media sosial demi menarik simpati dan validasi online kian marak.

Meskipun niat awalnya mungkin mencari dukungan, pola ini justru berpotensi merusak kesehatan mental karena menciptakan ketergantungan pada perhatian virtual yang tidak sehat.

Kunci utama untuk keluar dari siklus sadfishing adalah dengan menyadari kondisi emosi diri dan mencari bantuan nyata yang sifatnya privat, bukan sekadar validasi dari publik di internet.

Strategi untuk Mengatasi Sadfishing pada Diri Sendiri

Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda merasa kesulitan menahan diri untuk tidak berbagi kesedihan mendalam di media sosial, penting untuk melakukan intervensi diri dengan langkah-langkah berikut:

Tingkatkan Kesadaran Emosi: Kenali secara jujur apa tujuan Anda sebelum berbagi. Bedakan apakah Anda benar-benar membutuhkan dukungan serius atau hanya mencari pengakuan dan perhatian sementara.

Batasi Penggunaan Media Sosial: Kurangi waktu yang dihabiskan di platform digital. Paparan yang berlebihan dapat memicu stres, kecemasan, dan kebiasaan membandingkan diri yang tidak sehat.

Prioritaskan Komunikasi Langsung: Alihkan kebiasaan curhat online ke saluran yang lebih pribadi dan mendalam. Bicaralah dengan keluarga, sahabat dekat, atau pertimbangkan untuk berkonsultasi langsung dengan konselor atau psikolog.

Alihkan Energi ke Hal Positif: Lakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan. Aktivitas fisik terbukti dapat meningkatkan hormon bahagia (mood booster) dan mengalihkan pikiran dari fokus negatif.

Baca Juga: Permalukan Orang Jadi Hiburan: Fenomena Prank yang Melenceng Jadi Bullying!

Cari Bantuan Profesional: Jika perasaan sedih dan cemas mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan tunda untuk mencari dukungan dari psikolog atau profesional kesehatan mental.

Panduan Menghadapi Sadfisher di Sekitar Anda

Memberikan respons yang tepat kepada orang yang melakukan sadfishing sangat penting agar mereka terdorong mencari bantuan yang benar-benar efektif:

Dengarkan dengan Empati: Tawarkan perhatian yang memadai. Tanyakan dengan lembut dan tulus mengenai apa yang sebenarnya mereka rasakan.

Arahkan ke Bantuan Nyata: Jika masalah yang mereka ceritakan terdengar serius, segera sarankan mereka untuk berbicara dengan profesional (seperti psikolog) atau anggota keluarga secara pribadi.

Hindari Penghakiman: Ciptakan lingkungan yang aman bagi mereka untuk bercerita. Pastikan mereka merasa nyaman tanpa takut dinilai atau dihakimi atas apa yang mereka rasakan.

Berikan Dukungan, Bukan Validasi Berlebihan: Jangan menanggapi dengan simpati atau pujian yang terlalu berlebihan. Simpati yang berlebihan justru dapat memperkuat kecenderungan mereka untuk terus mengulang pola sadfishing.

Solusi Jangka Panjang untuk Kesejahteraan Emosi

Untuk menciptakan fondasi kesehatan mental yang lebih kuat dan berkelanjutan, dua praktik ini dapat membantu menggeser fokus dari hal negatif:

Bangun Jurnal Rasa Syukur: Luangkan waktu setiap hari untuk menuliskan hal-hal baik yang patut disyukuri. Kebiasaan ini efektif mengalihkan fokus pikiran dari hal-hal yang memicu kesedihan.

Evaluasi Hubungan Sosial: Jika interaksi, termasuk hubungan online, menimbulkan kecemasan atau tekanan, evaluasi kembali batasan hubungan tersebut. Carilah opini netral dari orang terdekat yang Anda percayai.

Dengan menjaga batasan privasi dan memprioritaskan komunikasi tatap muka, individu dapat menghindari jebakan pola mencari perhatian yang tidak sehat dan mencapai keseimbangan emosional yang lebih stabil.

Kontributor : Rizqi Amalia

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI