Kita hingga saat ini masih mewarisi banyak sekali dendam sejarah, mulai dari dendam politik, dendam ekonomi, hingga dendam keagamaan, yang lahir dari berbagai konflik di masa lalu. Di tengah masyarakat yang majemuk, sebagai bangsa kita tak mungkin bisa bertahan dan mencapai taraf peradaban yang lebih tinggi jika terus-menerus memelihara dendam semacam itu.
Untuk itulah diperlukan seorang pemimpin yang bisa merangkul, mengayomi semua kelompok, dan bisa mengakomodasi perbedaan dengan bijaksana. Prabowo memiliki karakter itu.
Berbeda dengan banyak kritik yang menyatakan bahwa Indonesia akan menghadapi masa suram di bawah kepemimpinan Prabowo, secara realistis kita mestinya justru lebih optimis dipimpin Prabowo. Bagaimanapun, hampir semua framing buruk terhadap Prabowo adalah produk fitnah masa lalu. Setelah seperempat abad lewat, pengetahuan kita mestinya terus bertambah dan bisa lebih bijak dalam menilai sejarah.
Sesudah Reformasi, kita hidup dengan norma demokrasi yang cukup terjaga. Bisa dilihat, Prabowo belum jadi presiden saja masyarakat sipil kita sudah berisik kembali. Kalangan tertentu yang sebelumnya pura-pura budeg, kini kembali siuman. Menurut saya, itu adalah modal penting untuk memelihara demokrasi. Dan Prabowo tak akan membungkam dinamika demokrasi semacam itu.
Jangan lupa, Prabowo mengenyam pendidikan dasar dan menengahnya di tengah masyarakat Barat. Lingkungan keluarganya dan latar belakangnya juga sangat terbuka dan toleran.
Itulah hal-hal yang membuat kita pantas optimis menatap era-baru Indonesia di bawah Prabowo.