Suara.com - Kasus kekerasan seksual pada anak belakangan ini makin sering terjadi. Kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan dan harus menjadi perhatian serius, karena menyangkut nasib korban seksual di masa depan. Para orangtua dan orang dewasa harus waspada dan peka terhadap orang-orang yang dicurigai berpotensi melakukan kekerasan seksual pada anak.
Tak mudah memang mengidentifikasi pelaku pelecehan seksual terhadap anak (paedofil), tapi biasanya pelaku memiliki kecenderungan perilaku tertentu. Pakar seksolog dan psikiatri, dr Naek L. Tobing mengatakan, biasanya pelaku paedofil terlihat baik, lugu dan lembut, serta penyayang anak-anak.
Jadi, menurutnya, memang tidak ada ciri khusus yang bisa dilihat dari pelaku paedofil. "Cuma biasanya dia suka membantu anak-anak, dekat dengan anak-anak dan memang hidup di lingkungan yang banyak anak seperti PAUD, TK, tempat penampungan anak-anak terlantar, karena mereka mencari kesempatan,” beber Naek kepada suara.com, belum lama ini.
Sulit Disembuhkan
Paedofil, menurut dr Naek, bisa dibedakan menjadi dua, yakni paedofil inklusif dan paedofil eksklusif. Paedofil inklusif bisa disebut bukan golongan yang parah. Pelakunya, kata Naek, masih dapat terangsang oleh orang dewasa, namun terkadang ia juga mengincar anak-anak. "Biasanyanya pelakunya adalah perempuan," tambahnya.
Sedangkan paedofil eksklusif, pelaku hanya dapat terangsang secara seksual dengan anak-anak yang umumnya berusia di bawah 11 tahun. Pelakunya, jelas Naek, dapat melakukan tindakan seksual secara utuh seperti memainkan kelamin anak, menyuruh anak memainkan kelaminnya, sodomi, pemerkosaan, hingga pelaku ejakulasi.
Pelecehan atau kekerasan seksual pada paedofil eksklusif, tambah dia, dilakukan secara berulang atau sering, dan kebanyakan pelakunya adalah laki-laki. "Pelaku melakukan tindakannya memang diawali dengan memberi kenikmatan pada korbannya terlebih dahulu. Kebanyakan anak dirangsang di kemaluannya," beber Naek.
Menurutnya, anak laki-laki sekecil apapun, jika dirangsang di bagian penis tetap akan merasakan kenikmatan. "Ketika kena pada masa kecil, akan semakin melekat. Ini yang menjadi penyebab mengapa anak korban pelecehan seksual rentan menjadi pelaku phaedophilia ketika dewasa," terangnya.
Pelaku paedofil tidak pernah tahu akibat yang akan terjadi dengan korbannya. Yang jelas, kata Naek, orang yang menderita penyimpangan seksual ini sangat sulit disembuhkan, karena seks mirip dengan narkoba. “Jadi, hanya hukum yang dapat memberantas paedofil. Karena paedofil itu pilihan dan pengalaman pelaku di masa lalu. Bagaimana bisa disembuhkan," ujar Naek.