Kondisi ini mendorong warga Noiva do Cordeiro untuk memberi tawaran untuk pria yang tertarik untuk tinggal di sana, syaratnya mereka harus mau beradaptasi dengan aturan para perempuan ini.
"Kami ingin mengenal orang-orang yang akan meninggalkan kehidupan mereka, dan datang untuk menjadi bagian dari kami. Tapi pertama-tama mereka harus setuju untuk melakukan apa yang kita katakan dan hidup sesuai dengan aturan kami." tambah Fernandes.
Warga lainnya memaparkan mereka mengakui Tuhan, tetapi tidak berpikir untuk ke gereja, menikah di depan imam atau membaptis anak-anak mereka sebagaimana aturan yang dibuat laki-laki. Tapi ini masalah agama, bukanlah satu-satunya bagian dari kehidupan di kota ini yang telah diberi sentuhan unik feminin.
"Ada banyak hal yang perempuan lebih baik daripada laki-laki. Kota kami lebih terorganisir, dan jauh lebih harmonis daripada jika laki-laki yang bertanggung jawab," ujar Rosalee Fernandes.
Saat masalah timbul, ujar Rosalee, kami menyelesaikannya dengan cara seorang perempuan. Mencoba untuk menemukan konsensus daripada konflik.
"Kami berbagi segalanya, tidak ada persaingan dengan siapa pun di sini. semua untuk satu dan satu untuk semua," tambah Rosalee.
Bahkan seluruh warga kota sama-sama mengumpulkan uang untuk membantu membeli TV layar lebar untuk pusat komunitas sehingga mereka bisa menonton bersama-sama. (mirror.co.uk)