Suara.com - Puluhan patung berserak di sepanjang Jalan Margo Utomo hingga Kleringan Yogyakarta, mulai JUmat (30/10/2015). Patung-patung ini merupakan karya 32 seniman patung, yang turut meramaikan pameran terbuka "Jogja Street Sculpture Project 2015" bertajuk Antawacana
"Pameran terbuka 'Jogja Street Sculpture Project (JSSP) 2015' itu merupakan suatu upaya untuk menghadirkan seni patung di tengah masyarakat," kata kurator pameran terbuka JSSP 2015 Enin Supriyanto di Yogyakarta, Jumat.
Enin menambahkan, semua karya saat ini sudah terpasang di beberapa titik atau tempat yang telah ditentukan. Menurut dia, JSSP 2015 akan menjadi ujian pertama bagaimana seniman patung menghadirkan karyanya di tengah dinamika problem Kota Yogyakarta.
"Pameran terbuka yang pertama kali digelar itu mengambil judul Antawacana. Pengertian Antawacana secara kebahasaan diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti dialog," katanya.
Ia mengatakan istilah itu digunakan juga dalam pementasan wayang kulit untuk menjelaskan perbedaan karakter tokoh-tokohnya melalui dialog, karakter suara, intonasi, dialek, dan perbedaan ucapan.
Dalam pameran itu, kata dia, Antawacana digunakan untuk menggambarkan bagaimana perbedaan identitas dalam masyarakat itu bukan sebagai pembatas tetapi justru untuk menciptakan ruang dialog yang kreatif dan dinamis.
Menurut dia, potensi Yogyakarta sebagai kota kosmopolitan bisa dicerminkan melalui ruang-ruang publik yang menjadi ruang pertemuan berbagai bahasa, budaya, dan bangsa.
"Karya seni patung yang yang dihadirkan di ruang-ruang kota menjadi media untuk merevitalisasi ruang publik sebagai ruang pertemuan itu," katanya.
Ia mengatakan pemanfaatan ruang publik bukan dalam rangka intervensi dan kooptasi tetapi justru menjadi sarana untuk melakukan revitalisasi ruang publik.
"Dalam hal ini peran seniman dalam menciptakan karya di ruang publik tetap memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam ruang tersebut," katanya.
Menurut dia, pameran JSSP 2015 merupakan hasil kerja sama Asosiasi Pematung Indonesia (API) dan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pameran akan berlangsung hingga 15 Desember 2015.
Sebanyak 32 seniman patung itu antara lain Agung "Tato" Suryanto, Amal Jaya, Ali Umar, Ambar Pranasmara, Amboro Liring, Anusapati, Awan P Simatupang, Basrizal Al-Bara, Deddy Maryadi, Dunadi, Harry Susanto, Ichwan Noor, Indra Lesmana, Khusna Hardiyanto.
Selain itu, Komroden Haro, Nugroho "Hook", Purwanto, Rizal Kedhtes, Roni Lampah, Rudi Mantofani, Sardjito, Supar Mardiyanto, Suparman, Suparman Baela, Sugeng Pribadi, Soewardi, Syahrizal Koto, Teguh S Priyono, Win Dwi Laksono, Yoga Budi Wantoro, Yusup Dilogo, dan Yulhendri. (Antara)
Nikmati Yogyakarta di "Jogja Street Sculpture Project 2015"
Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 31 Oktober 2015 | 09:11 WIB

BERITA TERKAIT
Viral Wakil Bupati Kulon Progo Perbaiki Tali Sepatu Paskibraka, Jongkok di Depan Pengibar Bendera!
18 Agustus 2025 | 09:33 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 23:16 WIB
Lifestyle | 23:08 WIB
Lifestyle | 22:44 WIB
Lifestyle | 22:08 WIB
Lifestyle | 21:51 WIB
Lifestyle | 19:35 WIB
Lifestyle | 19:31 WIB
Lifestyle | 18:24 WIB
Lifestyle | 18:15 WIB