Rancangan tersebut menggunakan material tenun Tanimbar hasil pengembangan yang mengangkat motif Ulerati dan untuk pertama kalinya ditampilkan di panggung internasional melalui fashion show di Tokyo, Kamis (6/4/2017).
Fashion show dengan mengangkat tenun Tanimbar ini, kata dia, merupakan hasil kolaborasi Pemda MTB, Tenun Gaya (Wignyo Rahadi), KBRI Tokyo, dan INPEX untuk mempromosikan tenun tradisi masyarakat Tanimbar ke khalayak dunia dan Jepang khususnya.
"Oleh karenanya, saya menampilkan koleksi yang memadukan motif Ulerati dari Tanimbar dengan gaya pakaian tradisional Jepang dalam fashion show ini,” imbuh Wignyo.
Acara fashion show ini sukses dihadiri sekitar 100 orang dari komunitas Jepang, diplomat dari negara-negara sahabat lainnya, dan komunitas Indonesia di Tokyo. Mereka bergerak di bidang tekstil, fashion, budaya, dan pariwisata, serta ingin mengetahui tentang budaya tenun Tanimbar.
Motif Ulerati yang bermakna ulat kecil, selain memiliki karakter yang kuat, juga mengandung filosofi kecintaan masyarakat Tanimbar terhadap lingkungan hidup dan apresiasi terhadap metamorfosa yang dialami oleh ulat sebagai bagian dari proses alami kehidupan.
Motif ini berupa barisan ulat-ulat kecil menyerupai garis panjang yang menerapkan teknik pengerjaan terbilang sulit dan membutuhkan waktu cukup lama. Tenun Tanimbar hasil pengembangan tersebut terbuat dari bahan katun dan sutera dalam dominasi warna biru yang dikombinasikan dengan warna perak dan abu-abu yang elegan.