200 Peserta Kunjungi Gunung Legendaris Anak Krakatau

Senin, 27 Agustus 2018 | 12:00 WIB
200 Peserta Kunjungi Gunung Legendaris Anak Krakatau
Trip ke Krakatau. (Dok: Kemenpar)

Suara.com - Lampung sangat beruntung memiliki Gunung Anak Krakatau. Gunung ini adalah ikon dan kebanggaan masyarakat.

Krakatau pernah mencuri perhatian dunia karena ledakan besarnya, karena dirasakan di sejumlah negara. Bisa dibayangkan serunya menjelajahi gunung yang berada di Selat Sunda itu.

Keseruan itulah yang ditawarkan di Lampung Krakatau Festival 2018. Perjalanan Krakatau diadakan Sabtu (25/8/2018), yang diawali dari Elephant Park, Bandar Lampung, menuju Dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan, pukul 6.30 WIB. Rombongan dilepas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Budiharto.

Trip Krakatau kali ini diikuti sekitar 200 peserta. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, seperti perwakilan GenPI, media, komunitas, travel bloger, agen travel, Youtuber, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Trans Lampung Utara, JPP Lampung, Bappeda Lampung, Adiatama Tour, dan lainnya.

Budiharto mengatakan, trip Krakatau diadakan setiap tahun.

Trip ke Krakatau. (Dok: Kemenpar)
Trip ke Krakatau. (Dok: Kemenpar)

Trip ini untuk memperingati letusan Gunung Krakatau pada 1883. Setiap ada Festival Krakatau, pasti ada kunjungan ke sana,” tuturnya.

Menurutnya, dasyatnya letusan Gunung Krakatau saat itu, mampu mengubah iklim. Bahkan, mengelapkan dunia selama berhari hari. Debunya terasa hingga Benua Afrika.

“Saat itu, ledakannya sangat dahsyat sekali. Dengan kunjungan ke sana, kita bisa merasakan dasyatnya letusan itu. Ini juga pelajaran buat anak cucu kita agar mengetahui sejarah,” katanya.

Letusan dahsyat itu, turut menghancurkan Gunung Krakatau. Namun, bertahun-tahun setelah itu, muncul gunung baru di lokasi Gunung Krakatau.

Baca Juga: GenPI Lampung akan Ikut Hebohkan Festival Krakatau

Gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Anak Krakatau, yang tercatat sebagai salah satu gunung api yang sangat aktif di Indonesia.

“Nah, ini juga suatu hal yang menarik untuk diperhatikan. Makanya dalam rombongan trip ini juga ada Profesor Tukirin, juga beberapa ahli pemerhati vulkanologi. Kita berharap dapat ilmu yang berkaitan dengan Gunung Anak Krakatau,” katanya.

Ia mengatakan, kunjungan ini bisa membuat masyarakat mendapatkan informasi yang benar terkait Gunung Anak Krakatau.

“Selain itu, kita berharap Gunung Anak Krakatau bisa menjadi tujuan wisata yang eksklusif. Dalam arti, harus memiliki izin tertentu. Di luar negeri, ada gunung berapi dinikmati oleh masyarakat. Saat ini, Gunung Anak Krakatau berupa cagar alam dan hanya bisa untuk penelitian dan studi observasi berkaitan dengan vulkanologi. Tapi kita berharap, di kemudian hari dapat berubah menjadi taman wisata alam,”  katanya..

Tahun ini, Festival Krakatau memasuki tahun pelaksanaan ke-28. Kemasan event kali ini berbeda dengan yang sebelumnya, karena penyelenggara memasukkan seminar internasional, ada juga musik jazz rock, kemudian kegiatan bekerja sama denga ICA, dan ASITA.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi Lampung Krakatau Festival. Menurutnya, gunung legendaris ini adalah daya tarik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI