6 Mitos dan Fakta Seputar Sperma Laki-laki yang Perlu Diketahui

Senin, 14 Januari 2019 | 21:00 WIB
6 Mitos dan Fakta Seputar Sperma Laki-laki yang Perlu Diketahui
Ilustrasi mitos dan fakta soal sperma laki-laki. (Shutterstock)

Suara.com - Tidak transparannya pengetahuan soal seks membuat tidak sedikit mitos soal sperma  masih membuat para laki-laki bingung, bahkan ada yang sangat menyesatkan. 

Padahal pengetahuan ini sangat penting bagi kaum laki-laki, baik di masa puberitas atau sudah diwasa.

Sperma adalah sel yang dikeluarkan oleh penis setiap kali seorang laki-laki melakukan ejakulasi. Seperti yang mungkin sudah Anda tahu, sperma pria yang membuahi sel telur bisa menyebabkan kehamilan.

Ini mitos yang tersebar beserta fakta sebenarnya lho dilansir Hello Sehat. 

Mitos 1: “Sperma tidak bertahan lama setelah ejakulasi”

Nyatanya, lama hidup sperma tergantung pada tempat di mana sperma dikeluarkan. Jika sperma dihasilkan saat penetrasi dalam vagina, sekitar tiga sampai lima hari ke depan sperma masih dapat bertahan hidup.

Namun, tidak demikian bila sperma dihasilkan di luar tubuh. Hanya dalam hitungan menit sperma sudah bisa mati karena faktor lingkungan yang tidak mendukung. Terlebih karena sperma menyukai tempat yang lembap, sehingga kemungkinanya untuk mati akan semakin besar ketika keluar di luar tubuh dan mengering.

Mitos 2: “Sperma yang menempel di kulit bisa bikin hamil”

Tentu saja tidak semudah itu. Sel sperma hidup di dalam air mani pria yang akan dikeluarkan setiap kali ejakulasi. Idealnya, setelah masuk ke dalam vagina maka sperma akan memisahkan diri dari air mani dan berenang sendiri menghampiri sel telur.

Baca Juga: KNKT Target CVR Lion Air JT 610 Selesai Diunduh dalam 5 Hari

Pembuahan dari sel telur dan sperma inilah yang berkembang menjadi janin. Bagaimana dengan sperma yang menempel di kulit? Begini, umumnya sperma dapat bertahan selama beberapa menit di luar tubuh. Durasi ini akan semakin singkat tergantung dari cahaya, udara, lingkungan, serta seberapa cepat sperma mengering.

Sperma yang masih basah dan menempel pada kulit tidak serta-merta terserap ke pori-pori kulit hingga menimbulkan kehamilan. Intinya, kecil kemungkinan sperma untuk dapat bertahan hidup di atas permukaan kulit. Karena itu, sperma yang menempel di kulit wanita tidak akan menyebabkan kehamilan.

Mitos 3: “Semakin kental tekstur sperma, semakin subur untuk pembuahan”

Faktanya, kekentalan air mani bukanlah tolak ukur pasti untuk menilai tingkat kesuburan sperma untuk membuahi. Sebab bagaimana pun tekstur sperma yang dihasilkan saat ejakulasi, nantinya tetap membutuhkan bantuan dari sistem reproduksi wanita untuk bergerak mencapai sel telur.

Sperma yang masuk ke dalam vagina akan bersentuhan dengan lendir pada rahim. Tugas lendir ini adalah untuk melindungi sperma dari vagina yang asam, sekaligus menolak sperma yang tidak memenuhi kualitas untuk membuahi sel telur. Jadi, apa pun tekstur sperma sebenarnya akan tetap sama bagi sistem reproduksi wanita.

Mitos 4: “Menelan sperma pria bisa bikin hamil”

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI