Suara.com - Lewat Arisan, Ini Sederet Kisah Inspiratif Kartini Masa Kini.
Kegigihan sosok R.A Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan telah berhasil menginspirasi jutaan perempuan Indonesia dan menciptakan dampak sosial bagi lingkungan sekitar.
Seiring berkembangnya zaman, semangat Kartini tidak ditunjukkan hanya untuk memperjuangkan hak perempuan, tapi juga bertindak untuk dirinya, keluarganya, dan komunitasnya.
Seperti di Arisan Mapan contohnya, sosok Ketua Arisan dikenal sebagai “Kartini” masa kini karena sosok perempuan inspiratif ini telah banyak membantu masyarakat di sekitarnya, terutama para ibu rumah tangga yang memenuhi kebutuhan keluarga, perencanaan keuangan keluarga, hingga membantu sekitarnya dalam mewujudkan impian.
Dalam rangka memperingati hari Kartini, Arisan Mapan mengkurasi 21 kisah inspiratif para Ketua Arisan yang telah menjadi #KartiniJuara masa kini bagi dirinya, keluarganya, dan komunitasnya. Adapun 4 kisah inspiratif pilihan yang dirangkum dari rilis Arisan Mapan sebagai berikut:
Ibu Murni, Ibu Rumah Tangga Melek Teknologi
Selama 17 tahun menjadi buruh pabrik, tidak sekalipun Ibu Murni pernah terpikir untuk berhenti belajar dan berjuang. Ia percaya bahwa perempuan selalu bisa berbuat lebih paling tidak untuk lingkungan sekitarnya. Setelah mengenal Arisan Mapan, Ibu Murni tidak sabar untuk berbagi kepada keluarga dan tetangganya dan menceritakan bagaimana Arisan Mapan bisa menjadi alternatif lain dalam “mencicil” barang rumah tangga impian.
“Awalnya niat saya memang cuma ingin bantu ibu-ibu lain untuk bisa punya barang. Mungkin sama seperti di daerah lain, di Sukabumi pun masih banyak orang beli barang dengan kredit, Cuma kan risikonya banyak. Alhamdulillah, nggak cuma punya barang sekarang mereka paham cara pakai handphone padahal mungkin dulunya mereka merasa nggak butuh untuk bisa punya dan pakai HP.”
Murni yang kini kerap dipanggil ‘Ibu Arisan’ oleh tetangga bahkan anak-anak di sekitar rumahnya mengaku ikut senang bisa membantu 250 Anggota arisan untuk mewujudkan impian lewat Arisan Mapan. “Bahkan, kini ada yang berhasil renovasi rumah dan memiliki warung sendiri, semua karena mereka membeli barang-barang lewat arisan.”
Baca Juga: Hari Kartini, Legislator Tekankan Peran Perempuan di Era Dunia Digital
Ibu Elisabeth Ajarkan Pentingnya Menabung
Sosok Eli, begitu ia disapa, sehari-hari berjuang melawan teriknya Candi Borobudur dalam balutan kostum badut. Namun, siapa sangka profesi inilah yang menjadikan Bu Eli dikenal di kalangan ibu-ibu sekitar Candi Borobudur yang mayoritas adalah pedagang.
“Memang tantangannya adalah memperkenalkan sistem Arisan Mapan karena sebagian besar ibu-ibu sudah biasa dengan sistem kredit yang barangnya diterima di awal, lalu apa bedanya Arisan Mapan sama yang lainnya kalau kata mereka,” cerita Elisabeth.
Ternyata, ini tidak membuat Eli putus asa. “Begitu anggota saya dapat panci di kocokan pertama, saya langsung bawa keliling Borobudur untuk meyakinkan ibu-ibu dengan kualitas barang yang akan mereka dapatkan. Tapi masalahnya nggak berhenti sampai situ, pendapatan kita disini kan tidak menentu setiap bulannya, belum tentu ada uang saat waktunya bayar arisan nanti,” ceritanya panjang lebar.
Eli percaya setiap tantangan pasti ada jalan kalau kita punya niat baik dan mau berusaha. Setiap hari Bu Eli mendatangi anggotanya satu per satu untuk mengumpulkan tabungan Rp 2000 – Rp 10.000 dari penghasilan harian yang mereka terima. Jadi, nggak perlu repot lagi membayar uang arisan saat jatuh tempo nanti. Kini, hampir semua komunitas ibu-ibu pedagang di Candi Borobudur bisa mengisi kebutuhan lewat Arisan Mapan.
Ibu Tatik, Si Guru Biologi yang Tanamkan Semangat Wirausaha Sejak Dini