Bersama Seniman Asia Tenggara, 5 Perupa Muda Indonesia Ikuti Biennale XV

Senin, 05 Agustus 2019 | 21:49 WIB
Bersama Seniman Asia Tenggara, 5 Perupa Muda Indonesia Ikuti Biennale XV
Hasil karya di pameran Biennale Jogja XV Equator #5 2019. (Suara.com/Putu Ayu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bersama Seniman Asia Tenggara, 5 Perupa Muda Indonesia Ikuti Biennale XV.

Sebanyak lima seniman muda dari Indonesia terpilih untuk ikut Biennale Jogja XV Equator #5 2019. Mereka akan bersanding dengan sejumlah seniman dari Indonesia dan beberapa negara se-Asia Tenggara.

Diseleksi dari 16 seniman, Wisnu Ajitama, Yosep Arizal, Meliantha Muliawan, Kelompok Studio Malya dan Kelompok Pendulum terpilih atas penilaian dari sejumlah juri seperti budayawan Faruk HT, Nasir Tamara dan Zamzam Fauzanafi mewakili akademisi serta Nindityo Adipurnomo yang mewakili seniman.

Wisnu dengan karyanya berjudul "Umbai-umbai" yang mengusung isu daerah kumuh perkotaan. Yosep dengan karya "Tanggalan Mani" mengangkat isu seksualitas.

Biennale Jogja XV Equator #5 2019. (Suara.com/Putu Ayu)
Biennale Jogja XV Equator #5 2019. (Suara.com/Putu Ayu)

Meliantha lewat karya "Point of Interest" mengangkat isu pariwisata. Studio Malaya dengan karya "Have you heard it lately?" mengusung isu kemanusiaan peristiwa 1965. Sedangkan Pendulum lewat karya "Rest in Fear" mengangkat isu persoalan tenaga kerja.

"Para seniman mengikuti binneale sebagai respon terhadap isu bersama dan beragam persoalan yang berlangsung di konteks negara masing-masing yang digerakkan oleh otoritas tertentu," papar Ketua Bienalle XV Equator 2019, Alia Swastika di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri (PKKH) UGM, Senin (5/8/2019).

Kelima seniman ini, menurut Alia dinilai memiliki kelebihan dalam aspek visual dan kesesuaian dengan gagasan tentang pinggiran sebagai teman Biennale. Selain itu memiliki keselarasan antara material dengan isu serta kebaruan atau inovasi dalam segi visual, penggunaan material dan perspektif terhadap isu.

"Para seniman akan yampil sebulan penuh di Jogja National Museum pada 20 Oktober hingga 30 November 2019 mendatang, " jelasnya.

Selain kelima seniman muda itu, sekitar 50 seniman se-Asia Tenggara juga ikut biennale tahun ini. Sebut saja Bounpaul Phothyzan dari Laos, Khonkaen Manifesto dari Thailand, Nguyen Trinh Thi dari Vietnam, Vandy Rattana dari Kamboja, Nasirun dari Indonesia dan lainnya.

Baca Juga: Galih Ginanjar Minta Maaf Pakai Pamrih, Pihak Fairuz A Rafiq Ngamuk

Pameran ini diharapkan menjawab pertanyaan tentang posisi, seniman,audiens, dan pihak lain dalam berbagai isu yang dihadapi, kritik, atau sindiran terhadap praktik seni. Sehingga menjadikan dunia dan penderitaannya sebatas medan permainan, konsep dan inspirasi.

"Proyek-proyek pameran ini diharapkan terus berjalan bagi seniman-seniman lainnya," imbuhnya.

Lihat pameran karya perupa muda Indonesia pada Biennale XV bersama seniman Asia Tenggara yang mengangkat banyak isu lokal.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI