Travel Mistis: Kisah Maria van de Velve, Si Cantik Penghuni Pulau Onrust

Kisah Maria van de Velve, noni Belanda cantik berbaju merah, menjadi legenda di Pulau Onrust. Seperti apa kisahnya?
Suara.com - Travel Mistis: Kisah Maria van de Velve, Si Cantik Penghuni Pulau Onrust
Pernah mendengar Pulau Onrust, sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara?
Jika kamu melakukan penelusuran di Google pulau ini cukup terkenal dengan kisah mistisnya, karena latar belakang sejarah yang menjadikan tempat ini punya banyak cerita.
Baca Juga: Burung Arwah Garugiwa, Sosok Penghubung Gerbang Gaib Danau Kelimutu
Kisah Maria van de Velve yang lahir pada 1693 dan wafat pada 1721 di usia 28 tahun, menjadi legenda di Pulau Onrust.
Menurut cerita yang beredar, gadis malang ini dikabarkan meninggal dengan cara bunuh diri, lantaran menanti kekasihnya yang tak kunjung tiba.

Suara.com pada Kamis, (10/10/2019) berkesempatan mengunjungi langsung kompleks makam Belanda di Pulau Onrust.
Benar saja, di pusaranya ada sepucuk puisi yang menceritakan tentang kepedihan dan rasa cintanya yang malang.
Makam Maria van de Velve merupakan salah satu dari 4 makam Belanda yang berhasil diidentifikasi namanya. Sisanya 10 makam lainnya tidak diketahui identitasnya.
Baca Juga: Dikira Anaknya Bermain Tengah Malam, Ternyata Penampakan Hantu Lempar Lego Terekam CCTV
Cerita tentang gadis yang wafat pada 19 November 1721 ini tidak hanya melegenda seputar masa hidupnya.
Konon jiwanya masih setia menanti kedatangan sang kekasih, membuat arwahnya masih berkeliaran di Pulau Onrust.
Ingin tahu cerita warga setempat tentang kisah legenda urban ini? Baca di halaman berikutnya.
Kisah Maria van de Velve Kepincut Petugas Sekuriti
Hamir, selaku pemilik warung yang sudah menetap dan tinggal di Onrust sejak 1973 menceritakan kisah yang baru saja terjadi pada 2018 lalu.
Singkatnya Museum Bahari selaku pihak pengelola merasa khawatir Hamir bekerja seorang diri sebagai penjaga alias sekuriti. Lalu dikirimlah seorang pria muda yang cukup tampan bernama Hendra untuk membantunya.
Saat Hendra belum kenal wajah Hamir, ia pun berkeliling mencari Hamir yang kerap bersih-bersih pulau dengan menyapu.
Saat berkeliling, Hendra bertanya apakah di pulau ini tinggal seorang perempuan cantik, karena ia melihat seorang perempuan yang tengah duduk.
"Keliling tuh di kuburan Belanda, pas pulang-pulang, masuk ke warung, 'Pak Hamir emang ada wanita cantik di pulau ini, di mana saya tadi di sebelah kuburan Belanda duduk, cuma saya nggak lihat mukanya, pakaiannya doang badan bersih'," ungkap Hamir menirukan cerita Hendra.

Tak lama berselang usai bercerita Hendra kerasukan, lalu mengatakan pada Hamir bahwa Maria van de Velve berniat membawa Hendra ke 'alamnya', karena wajahnya yang tampan seperti kekasihnya. Niatan itu langsung dilarang Hamir.
"Malahan dia (hantu) mau diambil, masalahnya orangnya ganteng, 'saya mau ambil ini mirip pacar saya'. 'Jangan itu punya anak punya bini (istri) masa laki orang mau diambil'," jawab Hamir saat itu.
Lalu, Hamir pun meminta kepada yang merasuki Hendra untuk tidak menganggunya lagi, tapi apa daya gangguan terus-terusan dialami Hendra melalui kerasukan, bahkan membuat tubuh Hendra yang lemah kerap jatuh sakit.
"Nggak usah diganggu dah, tapi tetap aja di ganggu terus menerus," celetuk Hamir.
Dalam gangguan berupa kesurupan, Hendra bercerita kepada Hamir bahwa dirinya kerap diajak berkeliling dan berniat dibawa ke alamnya.
Hampir seminggu penuh Hendra terus menerus kerasukan. Akhirnya, karena tidak kuasa dan sakit terus terjadi, Hendra memilih berhenti dari pekerjaannya.
"Akhirnya karena kecapekan berhenti kerja dari sini. Ada kali semingguan, entar masuk entar keluar, kalau kesurupan paling sering di pulau ini, tapi istilahnya gangguan besar-besaran itu, enggak," ungkap Hendra.
Lantas, kisah merinding apalagi yang diungkapkan Hendra selama bertugas di Pulau Onrust? Simak di halaman berikutnya.
Gangguan kepada Mereka yang Usil
Peribahasa di mana bumi dipijak di situ langit dijujung, yang artinya di manapun kamu berada harus tetap memegang tata krama dan sopan santun, wajib diterapkan di Pulau Ontus. Meski tempat ini terlihat kosong, tidak ada salahnya meminta izin sekadar permisi.
Seperti lagi-lagi kisah yang diungkap Hamir, di mana satu waktu Pulau Onrust kedatangan pengunjung lebih dari 30 orang dan mayoritas perempuan.
Saat berkeliling pulau para perempuan ini tertawa kencang, sembari memasang musik melalui speaker dengan suara keras dan berjoget. Tak lama kemudian, serempak 6 perempuan kerasukan secara bersamaan.
"Joget keliling ketawa ngakak-ngikik, kesurupan sekali cewek 6 semua dikenain. Katanya, 'masuk di wilayah saya nggak permisi'," ungkap Hamir.

Beranjak dari kejadian itulah ia berpesan kepada pengunjung yang pelesiran ke Pulau Onrust untuk menghargai destinasi ini dengan menjaga perilaku. Jangan bersikap di luar batas atau tidak sopan.
"Ya namanya dunia lain, jaga perilaku. Istilahnya numpang permisi dan nggak menganggu sebagai bentuk menghormati tempat ini. Pernah ada pengunjung kesurupan. Yang kesurupan bilang begini 'Ada orang masuk ke rumah, tapi nggak permisi, pasti kamu kesel kan?' ya dia juga sama dengan saya, di rumah saya nggak permisi, gabrak gabruk, ya saya ganggu," bebernya panjang lebar.
Selain cerita soal pengunjung yang kesurupan, karena setel musik kencang, joget-joget sembari tertawa, ada kisah lain yang diungkap Hamir. Seperti apa? Lanjut ya di halaman berikutnya.
Misteri Baju Warna Merah
Kepada Suara.com Hidayat, petugas kebersihan Pulau Onrust menuturkan bahwa meski tidak dikeramatkan dan tidak wajib dipatuhi, disarankan tidak memakai baju merah saat mendatangi Pulau Onrust.
Mengapa? Karena sosok Maria van de Velve, sambung dia, konon akan menampakkan diri bila ada yang mengenakan baju merah. Maria van de Velve juga disebut-sebut wafat tengah mengenakan baju merah.
Kisah baju merah dan merah muda ini diungkap Hidayat yang hampir 4 tahun tinggal dan tidur di Pulau Onrust. Pernah satu waktu, ia mendapat pertanyaan dari pengunjung pulau yang berfoto di makam lalu mendapati jumlah orang yang berlebih.

"Kata pengunjung yang cerita sama saya, karena itu pengunjung sedang ramai-ramainya ada salah satu pengunjung lagi berfoto di dalam makam, saya ingat sekali dia foto berempat, tapi hasil fotonya ada lima orang," cerita Hidayat.
Nah, salah satunya tidak dikenal, lalu foto tersebut ditunjukkan pengunjung ke Hidayat. 'Pak kenal sama orang ini?, tadi ada orang ini nggak', saya bilang aja ada. Namanya pengunjung saya bilang ada, soalnya kalau saya bilang nggak ada nanti pengunjungnya pada ketakutan. Tapi kami paham", ungkapnya.
Menurut rumor setempat, setiap ada yang mengenakan baju merah muda atau merah, salah satu pengunjung akan melihat sosok Maria van de Velve. Meski begitu, Hidayat mengaku tidak pernah melihat dan merasakan langsung penampakkan atau gangguan-gangguan lainnya.
"Namanya juga ramai-ramainya di dalam makam, pasti salah satu pengunjung ada yang ngelihat," tutupnya.
Bagaimana, Anda tertarik mengunjungi Pulau Onrust?