Ibadur Rohman dan 7 Sekawan, Pahlawan Muda Desa Wisata Pujon Kidul Malang

Senin, 17 Februari 2020 | 09:52 WIB
Ibadur Rohman dan 7 Sekawan, Pahlawan Muda Desa Wisata Pujon Kidul Malang
Ibadur Rohman dan Tujuh Sekawan, Pahlawan Muda Desa Wisata Pujon Kidul Malang. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Bahkan, salah seorang rekannya Samsul Hadi yang kini menjabat sebagai Ketua POKDARWIS, Kelompok Sadar Wisata Desa Pujon Kidul, pernah dianggap sebagai orang gila, karena tidak pernah berhenti mengetuk pintuk rumah untuk meyakinkan masyarakat satu per satu.

"Kita tidak terbiasa dengan hal-hal baru, sama ketika ngomong tentang wisata, wisata yang ber-mindset di pikiran kami adalah wisata buatan, contoh Jatim Park. Sedangkan desa, dana darimana dapat hal-hal seperti itu. Tapi ternyata konsep wisata yang dibikin seperti ini jauh dari hal-hal seperti itu, yang kita jual adalah kearifan lokal," imbuhnya.

Perjuangan berbuah manis

Ibadur Rohman dan Tujuh Sekawan, Pahlawan Muda Desa Wisata Pujon Kidul Malang. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Ibadur Rohman dan Tujuh Sekawan, Pahlawan Muda Desa Wisata Pujon Kidul Malang. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Seperti sebuah ungkapan 'usaha tidak akan mengkhianati hasil', dan itu juga yang akhirnya didapatkan Ibadur bersama rekan-rekannya. kini tanpa mereka harus merantau, mengeluarkan ongkos berlebih mereka bisa membuka mata pencaharian warga.

Banyak warga khususnya anak muda bisa diberdayakan dan mampu berpikir kreatif untuk membuat satu inovasi di desa wisata Pujon Kidul ini. Tidak hanya itu, petani ataupun peternak sekitar juga tidak perlu jauh-jauh menjual hasil panennya ke tengkulak atau penadah.

Mereka bisa langsung menjual hasil buminya kepada pada pengunjung desa wisata, dengan harga yang lebih tinggi. Begitu juga para pengunjung, tidak harus membayar harga yang begitu mahal, tapi produk buah dan sayuran yang didapat juga dijamin segar, karena di dapat dari wilayah sekitar.

Uniknya lagi, Ibadur mengatakan kesepakatan telah terbentuk dengan tidak menerima investasi atau tenaga kerja asing dari luar. Maksudnya, adalah mereka tidak akan menerima pekerja dari luar Pujon Kidul, khususnya para tenaga ahli yang katanya hanya akan membuat masyarakat sekitar sekedar jadi pancangkul, dan ataupun pekerja.

"Sebenarnya ini komitmen bersama ketika kita disini basicnya hanya berpendidikan di bawah standar, kita tidak berani mendatangkan orang seperti itu, karena apa. Ketika mereka datang ke sini otomatis mereka mendatangkan tenaga ahli, ketika mereka mendatangkan tenaga ahli, ya kami hanya jadi tukang sapu di desa kami sendiri," ungkapnya tegas.

Bukan lagi sebagai pemilik desa, tanah dimana mereka lahir dan dibesarkan. Sedangkan sumberdaya dan ide yang dikeluarkan adalah hasil jerih payah mereka.

Baca Juga: Keindahan Kolam Buatan Alam, Ini Pesona Batu Bekung Batu Malang

Wah, sungguh pemikiran luar biasa ya? Sepertinya patut ditiru nih.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI