"Para wanita menempatkan diri mereka pada risiko yang lebih besar dengan potensi bertemu lebih banyak orang- tetapi banyak juga yang tidak punya pilihan lain. Tidak ada yang memaksa siapa pun keluar dan memakai jasa seks," katanya.
Sementara itu, Sasha telah satu tahun terakhir menjadi pekerja seks. Ia melakukannya di ruang tamu saat anak-anaknya bersekolah.
“Uang ekstra itulah yang membuat saya bertahan. Aku tidak mampu membeli barang mewah. Tetapi paling tidak, aku punya makanan di lemari es dan anak-anak tidak hanya makan roti dan selai. Ketika mereka mulai berbicara tentang virus, saya tidak memikirkan apa artinya. Kemudian pelanggan berhenti datang," beber Sasha.
Sasha sudah tak melakukan pekerjaannya selama dua minggu. Ia berpikir tidak mungkin melakukan pekerjaannya sementara anak-anaknya juga berada di rumah.