Kasus Covid-19 Naik di Tokyo, Promosi Pariwisata Terancam Batal?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 15 Juli 2020 | 14:33 WIB
Kasus Covid-19 Naik di Tokyo, Promosi Pariwisata Terancam Batal?
Jalan yang hampir kosong terlihat setelah pemerintah mengumumkan darurat negara menyusul penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di distrik hiburan dan perbelanjaan Kabukicho, di Tokyo, Jepang, Senin (13/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meningkatnya kasus virus Corona Covid-19 di Tokyo, membuat pemerintah Jepang meninjau ulang kebijakan promosi pariwisata yang sedang dilakukan.

Dilansir ANTARA, jumlah kasus harian Covid-19 menyentuh angka tertinggi sejauh ini. Pngujian terhadap para pekerja di distrik kehidupan malam di kota metropolitan Tokyo menunjukkan penularan infeksi virus corona di antara kaum muda berusia 20-an dan 30-an.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengkonfirmasi bahwa Tokyo akan mengadakan pertemuan "pemantauan" dengan para ahli pada Rabu. Pertemuan mingguan itu dilakukan satu hari lebih awal untuk membahas peningkatan kasus Covid-19 baru-baru ini.

"Pemahaman saya adalah bahwa kita berada dalam situasi yang agak parah sekarang," katanya dalam konferensi pers.

Pada kesempatan lain, seorang pejabat pemerintah Tokyo mengatakan bahwa pemerintah kota itu sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan peringatan kewaspadaan corona ke level tertinggi.

Klaster Covid-19 terbaru di Tokyo telah ditelusuri berada di sebuah teater dengan setidaknya 37 kasus di Shinjuku, yakni area hiburan yang sibuk dan rumah bagi salah satu distrik terbesar kehidupan malam di Asia yang belum lama ini telah menjadi pusat lonjakan kasus infeksi corona.

Khawatir akan gelombang kedua wabah Covid-19 menyebar dari Tokyo, pemerintah kota setempat dan anggota parlemen oposisi juga mendesak pemerintah pusat untuk menghentikan kampanye besar-besaran yang bertujuan meningkatkan pariwisata domestik.

Istana Kekaisaran Jepang yang berada di Tokyo. (AFP/CHARLY TRIBALLEAU)
Istana Kekaisaran Jepang yang berada di Tokyo. (AFP/CHARLY TRIBALLEAU)

Namun, Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura pada Rabu mengatakan bahwa pemerintah akan tetap melanjutkan kegiatan yang disebut kampanye bantuan perjalanan "Go To", yang mencakup penawaran seperti diskon untuk belanja dan membeli makanan. Akan tetapi, kegiatan itu akan dilakukan dengan hati-hati.

"Jelas kami akan mempertimbangkan pemikiran dari banyak warga kita sambil memantau situasi di depan," ujar Nishimura, yang memimpin kebijakan pemerintah tentang virus corona, kepada parlemen.

Baca Juga: Polling: 51,7 Persen Warga Tokyo Ingin Olimpiade 2020 Dibatalkan

Program kampanye perjalanan "Go To" adalah salah satu kontrak outsourcing terbesar dalam anggaran stimulus yang diumumkan pada April. Namun, pelaksanaan program itu telah ditunda karena kritik publik terhadap biaya subkontrak pekerjaan kantor untuk kontraktor swasta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI