Infografis
Suara.com - Toxic relationship atau hubungan yang tidak sehat belakangan ramai dibicarakan. Rupanya, tak sedikit orang yang mengalami hal seperti ini. Tandanya, kedua belah pihak mengalami rasa tak nyaman saat menjalin hubungan.
Menurut psikolog keluarga, Ayank Irma Gustiana Andriani, toxic relationship ini bisa terjadi pada pasangan, pada teman, lingkungan kerja, keluarga, bahkan antara orangtua dan anak.
Dalam diskusi bersama The Asian Parents, Sabtu (10/10/2020), psikolog yang kerap disapa Ayank ini membeberkan beberapa ciri toxic relationship yang patut diwaspadai.
Misalnya, kedua pasangan tidak merasa terhubung atau hubungan tidak lagi menjadi hangat. Kalau sudah begini, hubungan bisa sangat menyakitkan dan tidak ada kemajuan dalam hubungan.
"Jadi dekat dengan dia, kita merasa tersakiti, bisa secara verbal bisa secara fisik. Pada intinya, terindikasi merasa tidak nyaman, emosinya jadi kacau, kemudian berada dekat dia merasa ketakutan luar biasa, kita jadi tidak mampu mengeksplorasi diri, kita mengekspresikan apa yang dibicarakan, sampai membuat kita menjadi lemah secara mental, itu jadi tanda-tanda hubungan tidak sehat," jelas Ayank.
Hubungan seperti ini, kata Ayank, bukan hanya menjadikan mental tidak sehat, tapi juga fisik yang tidak sehat karena kita menjadi tidak nafsu makan, malas berolahraga, dan sebagainya.
"Jadi kalau dalam kondisi ini artinya memang kita perlu mengevaluasi kembali hubungan. Hubungan baik nggaknya, sehat nggak buat saya, bisa buat saya berkembang nggak, itu yang perlu cek dan ricek," tutup Ayank.
