Wanita Disebut Cenderung Lebih Panjang Umur daripada Pria, Kok Bisa?

Kamis, 12 November 2020 | 09:06 WIB
Wanita Disebut Cenderung Lebih Panjang Umur daripada Pria, Kok Bisa?
Ilustrasi perempuan mengenakan celana model cutbray. (Unsplash/Red Hat Factory)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut harapan hidup rata-rata penduduk dunia adalah 72 tahun pada 2016 lalu. Berdasarkan jenis kelamin, angka harapan hidup wanita mencapai 74 tahun, sedangkan pria hanya sampai umur 69 tahun.

Mengapa angka harapan hidup perempuan lebih tinggi? Mengutip Keepo.me, ada beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut.

Profesor David Gems dari University College London mengatakan bahwa embrio laki-laki mati di tingkat yang lebih tinggi dibandingkan embrio perempuan. Salah satu faktornya, kemungkinan adalah kromosom yang juga menentukan jenis kelamin manusia.

Wanita mempunyai kromosom XX, sementara pria XY. Kromosom yang membantu manusia untuk tetap hidup adalah kromosom X.

Ilustrasi kromosom dan DNA. (Shutterstock)
Ilustrasi kromosom dan DNA. (Shutterstock)

Saat wanita mengalami cacat genetis di kromosom X, mereka masih memiliki satu lagi kromosom X. Namun, hal serupa tidak berlaku untuk pria.

Pendapat Gems didukung Lorna Harries, seorang pengajar di Exeter University. Menurutnya, anak laki-laki 20-30 persen lebih mungkin meninggal di akhir masa kehamilan. Bayi laki-laki memang cenderung lebih besar, tapi juga lebih berisiko mengalami cedera ketika lahir.

Kondisi hormon juga berpengaruh. Selama masa pertumbuhan, manusia mengalami perubahan hormon. Hormon testosteron yang membuat tubuh tumbuh lebih besar dan kuat.

Hanya saja, pria mengalami risiko kematian lebih tinggi ketika lonjakan testosteron terjadi, yakni akhir masa remaja.

Para ahli menjelaskan bahwa besar kemungkinan laki-laki kerap melakukan kegiatan berisiko, seperti berkelahi atau mengendarai kendaraan dalam kecepatan tinggi. Harapan hidup laki-laki di wilayah mana pun yang terjadi konflik juga umumnya menurun.

Baca Juga: Rutin Makan Cabai Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Di sisi lain, para peneliti di Spanyol pada tahun 2005 menemukan bahwa hormon estrogen meningkatkan gen yang kaitannya dengan umur panjang dan enzim antioksidan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI